Tax100 税百

  • 在线人数 1423
  • Tax100会员 33066
查看: 166|回复: 0

[东南亚] 印度尼西亚 2021年第36号政府令《工资支付规定》(2023年51号修订)

306

主题

569

帖子

1325

积分

超级版主

Rank: 8Rank: 8

积分
1325
2024-12-2 14:33:45 | 显示全部楼层 |阅读模式
政策文件
政策原文链接: https://peraturan.bpk.go.id/Details/270269/pp-no-51-tahun-2023
发文单位:
文件编号: -
文件名: 2021年第36号政府令《工资支付规定》(2023年51号修订)
发文日期:
政策解读: -
备注: -
纵横四海点评: -
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2023
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 36 TAHUN 2021 TENTANG PENGUPAHAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang   :
a.bahwa   untuk  melaksanakan  ketentuan   Pasal   88C   dan Pasal  88D  dalam Pasal  81  angka  28 Undang-Undang Nomor  6  Tahun  2023  tentang  Penetapan  Peraturan Pemerintah    Pengganti    Undang-Undang    Nomor     2 Tahun 2022 tentang CiptaKerja Menjadi Undang-Undang perlu    dilakukan    perubahan     mengenai     ketentuan Upah minimum;
b.bahwa     untuk     menjaga      daya      beli      Pekerja/Buruh      dan stabilitas ekonominasional serta memperhatikan dinamika perkembangan hubungan industrial,ketentuan mengenai Upah   minimum   sebagaimana   telah   diatur   dalam Peraturan  Pemerintah Nomor  36  Tahun  2021  tentang Pengupahan sudah tidak sesuai dengan kebutuhan hukum sehingga perlu diubah;
c.bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b,perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan;

Mengingat            
1.Pasal 5 ayat (2)Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia   Tahun    1945:
2.Undang-Undang    Nomor     13    Tahun    2003    tentang Ketenagakerjaan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun  2003  Nomor  39,Tambahan  Lembaran  Negara Republik IndonesiaNomor 4279);
3.Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang CiptaKerja Menjadi Undang-Undang (Lembaran  Negara  Republik  Indonesia  Tahun  2023 Nomor   41,Tambahan   Lembaran   Negara    Republik   Indonesia Nomor  6856);
4.Peraturan  Pemerintah  Nomor   36   Tahun   2021   tentang Pengupahan   (Lembaran   Negara    Republik    Indonesia Tahun  2021  Nomor  46,Tambahan  Lembaran  Negara Republik IndonesiaNomor 6648);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan  ERATURAN   PEMERINTAH   TENTANG   PERUBAHAN   ATAS
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 36 TAHUN2021 TENTANG PENGUPAHAN.


Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 46,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 6648)diubah sebagai berikut:
1.Di   antara   ayat   (1)dan   ayat   (2)Pasal   24   disisipkan 1 (satu)ayat,yakni ayat (1a)sehingga Pasal 24 berbunyi sebagai berikut:


Pasal 24
(1)Upah    minimum    sebagaimana     dimaksud    dalam Pasal 23 ayat(1)berlaku bagi Pekerja/Buruh dengan masa   kerja   kurang    dari    1    (satu)tahun    pada Perusahaan yang bersangkutan.
(1a)Pekerja/Buruh   dengan   masa   kerja   kurang   dari 1 (satu)tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang memiliki kualifikasi tertentu yang disyaratkan dalam jabatan dapat diberikan Upah lebih besar dari Upah minimum.
(2)Upah    bagi    Pekerja/Buruh    dengan    masa    kerja 1 (satu)tahun atau lebih berpedoman pada struktur dan skala Upah.
2.Ketentuan   ayat   (1)dan    ayat   (3)Pasal   25    diubah   dan ketentuan Pasal 25 ayat (4)dan ayat (5)dihapus,sehingga Pasal 25 berbunyi sebagai berikut:


Pasal 25
(1)Upah minimum terdiri  atas:
a.Upah     minimum     provinsi;dan
b.Upah    minimum    kabupaten/kota     dengan    syarat
tertentu.
(2)   Upah minimum sebagaimana dimaksudpada ayat(1) ditetapkan    berdasarkan    kondisi    ekonomi    dan ketenagakerjaan.
(3) Penetapan Upah minimum dilakukan bagi:
a.provinsi   atau   kabupaten/kota   yang   memiliki
Upah minimum;
b.kabupaten/kota   yang   belum   memiliki   Upah
minimum;atau
c.provinsi  atau  kabupaten/kota  hasil  pemekaran.
(4)   Dihapus
(5) Dihapus.
3.Ketentuan  Pasal  26  diubah  sehingga  berbunyi  sebagai berikut:


Pasal 26
(1)Provinsi  atau  kabupaten/kota  yang  memiliki  Upah minimum  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  25 ayat (3)huruf a melakukan penyesuaian nilai Upah minimum setiap tahun.
(2)Penyesuaian   nilai   Upah   minimum    sebagaimana dimaksud   pada    ayat   (1)dihitung   menggunakan formula   penghitungan   Upah   minimum    dengan mempertimbangkan variabel pertumbuhan ekonomi, inflasi,dan indeks tertentu.
(3)Indeks     tertentu     sebagaimana     dimaksud     pada ayat   (2)yang   disimbolkan   dengan   a   merupakan variabel  yang  mewakili  kontribusi  tenaga  kerja terhadap   pertumbuhan    ekonomi   provinsi    atau kabupaten/kota.
(4) Formula penghitungan Upah minimum sebagaimana dimaksud pada ayat (2)sebagai berikut:
UM(t+1)=UM(t)+Nilai PenyesuaianUM(t+1)
(5)Nilai  penyesuaian   Upah  minimum  dalam  formula penghitungan     Upah     minimum     sebagaimana dimaksud pada ayat (4)dihitung sebagai berikut:
Nilai PenyesuaianUM(t+1)={Inflasi+(PE×a)}×UM(t)
(6)Simbol   a   sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (5) merupakan  variabel  yang  berada  dalam  rentang nilai   0,10   (nol   koma   satu   nol)sampai   dengan 0,30 (nol koma tiga nol).
(7)   Simbol  a  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (6) ditentukan nilainya oleh dewan pengupahan provinsi atau  dewan  pengupahan  kabupaten/kota  dengan mempertimbangkan:
a.tingkat penyerapan tenaga kerja;dan
b.rata-rata atau median Upah.
(8)Selain     pertimbangan     sebagaimana     dimaksud pada    ayat    (7),dalam    menentukan    a    dapat mempertimbangkan faktor lain yang relevan dengan kondisiketenagakerjaan.
(9)Jika nilai penyesuaian Upah minimum sebagaimana dimaksud pada ayat (5)lebih kecil atau sama dengan  0 (nol),Upah minimum yang akan ditetapkan sama dengan nilai Upah minimum tahun berjalan.
(10)Data  yang   digunakan  untuk  penghitungan  nilai  penyesuaian Upah minimum sebagaimana dimaksud  pada ayat (5) bersumber dari lembaga yang berwenang di bidang statistik.
4.Di antara Pasal 26 dan Pasal 27 disisipkan 2 (dua)pasal, yakni Pasal 26A dan Pasal 26B sehinggaberbunyi sebagai berikut:

Pasal 26A
(1)Dalam hal nilai Upah minimum tahun berjalan pada wilayah tertentu melebihi rata-rata konsumsi rumah tangga dibagi rata-rata banyaknya anggota rumah tangga    yang    bekerja    pada    provinsi    atau     kabupaten/kota,nilai penyesuaian Upah minimum dihitung dengan ketentuan:
Nilai PenyesuaianUM(t+1)=PExaxUM(t)
(2)Simbol   a   sebagaimana   dimaksud   pada   ayat(1) merupakan  variabel  yang  berada  dalam  rentang nilai  0,10  (nol  koma  satu  nol)sampai  dengan 0,30 (nol koma tiga nol).
(3)Simbol  a  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (2) ditentukan nilainya oleh dewan pengupahan provinsi atau  dewan  pengupahan  kabupaten/kota  dengan mempertimbangkan:
a.tingkat  penyerapan  tenaga  kerja;dan
b.rata-rata  atau  median  Upah.
(4)Selain        pertimbangan     sebagaimana     dimaksud pada     ayat     (3),dalam     menentukan     a     dapat mempertimbangkan faktor lain yang relevan dengan kondisi ketenagakerjaan.
(5)Jika  pertumbuhan  ekonomi  sebagaimana  dimaksud pada ayat  (1)bernilai negatif,nilai Upah minimum tahun  berikutnya   ditetapkan   sama   dengan   nilai Upah minimum tahun berjalan.
(6)Data   yang   digunakan   untuk   penghitungan   nilai penyesuaian Upah minimum sebagaimana dimaksud pada   ayat   (1)   bersumber    dari   lembaga   yang berwenang di bidang statistik.

Pasal 26B
Hasil  penghitungan  nilai  Upah  minimum  yang   akan ditetapkan dapat dibulatkan ke atas hingga satu satuan rupiah.
5.    Ketentuan ayat (2),ayat (3),dan ayat (4)Pasal 27 diubah, sehinggaberbunyi sebagai berikut:


Pasal 27
(1)  Gubernur wajib menetapkanUpah minimum provinsi setiap tahun.
(2)Penetapan   Upah   minimum   provinsi    sebagaimana dimaksud    pada    ayat    (1)    dilakukan     dengan penyesuaian nilai Upah minimum.
(3)Penghitungan   penyesuaian   nilai   Upah   minimum provinsi  dilakukan  sesuai  formula  penghitungan Upah   minimum    sebagaimana   dimaksud    dalam Pasal 26 ayat (4)dan penghitungan nilai penyesuaian Upah   minimum    sebagaimana   dimaksud   dalam Pasal 26 ayat (5).
(4) Dalam   hal  nilai  Upah  minimum  provinsi   tahun berjalan melebihi rata-rata konsumsi rumah tangga dibagi  rata-rata banyaknya  anggota  rumah  tangga yang   bekerja    pada   provinsi,penghitungan   nilai penyesuaian Upah minimum provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)dilakukan sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26A ayat (1).
6.Ketentuan   Pasal   28    diubah   sehingga   berbunyi    sebagai
berikut:


Pasal 28
(1)Penghitungan    penyesuaian    nilai    Upah    minimum provinsi dilakukan oleh dewan pengupahan provinsi.
(2)Hasil      penghitungan      penyesuaian      nilai      Upah minimum   provinsi    sebagaimana   dimaksud   pada ayat  (1)direkomendasikan  kepada  gubernur  melalui dinas  yang  menyelenggarakan  urusan  pemerintahan di bidang ketenagakerjaan provinsi.
(3) Dalam   hal   hasil  rekomendasi   dewan  pengupahan provinsi  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (2)tidak sesuai    formula    penghitungan    Upah    minimum, gubernur    menetapkan    Upah    minimum    provinsi
dengan  ketentuan:
a.bagi daerahyang nilai Upah minimum provinsi pada tahun berjalan belum melebihi rata-rata konsumsi   rumah    tangga    dibagi    rata-rata banyaknya anggota rumah tangga yang bekerja padaprovinsi,Upah minimum provinsiditetapkan berdasarkan    formula     penghitungan    Upah minimum      sebagaimana    dimaksud     dalam Pasal   26   ayat   (4)dan   penghitungan    nilai penyesuaian   Upah   minimum   sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (5);atau
b.bagi  daerahyang  nilai  Upah  minimum  provinsi pada tahun berjalan melebihi rata-rata konsumsi rumah tangga dibagi rata-rata banyaknya anggota rumah   tangga   yang   bekerja   pada   provinsi, Upah minimum provinsi  ditetapkan berdasarkan formula       penghitungan        Upah       minimum sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  26  ayat  (4) dan       penghitungan         nilai        penyesuaian Upah  minimum  sebagaimana  dimaksud  dalam
Pasal 26A ayat(1).
7.Di  antara  Pasal  28  dan  Pasal  29  disisipkan   1  (satu)pasal, yakni Pasal 28A sehingga berbunyi sebagai berikut:


Pasal 28A
(1)Dalam  hal  terdapat  provinsi  hasil  pemekaran:
a.Upah   minimum   provinsi    yang   berlaku   untuk pertama   kali   menggunakan   Upah   minimum provinsi yang berlaku pada provinsi induk;
b.penetapan Upah        minimum provinsi pertama kali
dilakukan oleh        gubernur atau penjabat gubernur
paling   lambat        tanggal   21   November   tahun
berjalan;dan        
C.penyesuaian      Upah      minimum      provinsi      pertama kali   dilakukan   oleh   gubernur   atau   penjabat gubernur  paling  lambat  tanggal  21  November tahun berikutnya.
(2)Penetapan  Upah  minimum  provinsi  pertama  kali sebagaimana   dimaksud    pada   ayat    (1)huruf   b, sebesar nilai Upah minimum provinsi induk.
8.Ketentuan  ayat  (2)Pasal  29  diubah   sehingga  berbunyi sebagai berikut:


Pasal 29
(1)Upah       minimum    provinsi    ditetapkan      dengan Keputusan Gubernur dan diumumkan paling lambat tanggal   21   November    tahun   berjalan.
(2) Dalam   hal   tanggal    21   November   jatuh   pada hari   Minggu,hari   libur   nasional,atau   hari   libur resmi,Upah   minimum    provinsi   ditetapkan    dan diumumkan oleh gubernur atau penjabat gubernur 1(satu)hari sebelum hari Minggu,hari libur nasional, atau hari libur resmi.
(3)Upah   minimum   provinsi    sebagaimana   dimaksud pada  ayat  (1)dan  ayat  (2)berlaku  terhitung  mulai tanggal 1 Januari tahun berikutnya.
(4)Pelaksanaan     ketentuan     sebagaimana     dimaksud pada ayat (1)dan ayat (2)tidak boleh bertentangan dengan     kebijakan      pengupahan      sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.
9.    Ketentuan  Pasal  30  diubah  sehingga  berbunyi  sebagai berikut:


Pasal 30
(1)Gubernur    dapat    menetapkan    Upah    minimum kabupaten/kota.
(2) Penetapan    Upah        minimum     kabupaten/kota sebagaimana    dimaksud    pada    ayat    (1)   dapat dilakukan bagi
a.kabupaten/kota    yang   belum    memiliki    Upah
minimum;
b.kabupaten/kota    yang    telah    memiliki    Upah
minimum;
c.kabupaten/kota   hasil   pemekaran;atau
d.kabupaten/kota    yang     telah    memiliki    Upah
minimum padaprovinsi hasilpemekaran.
10.Ketentuan  ayat  (2)Pasal  31  diubah  sehingga  berbunyi sebagai berikut:


Pasal 31
(1)Upah  minimum  kabupaten/kota  ditetapkan  setelah penetapan Upah minimum provinsi.
(2)Penetapan            Upah        minimum          kabupaten/kota  sebagaimana    dimaksud    pada    ayat(1)dilakukan dalam   hal   hasil   penghitungan   Upah   minimum kabupaten/kota  lebih  tinggi  dari  Upah  minimum provinsi.
11.Di antara Pasal 31 dan Pasal 32 disisipkan 2 (dua)pasal, yakni Pasal 31A dan Pasal 31B sehinggaberbunyi sebagai berikut:


Pasal 31A
(1)Penetapan Upah minimum bagi kabupaten/kota yang belum   memiliki   Upah   minimum   sebagaimana dimaksud  dalam  Pasal  30  ayat  (2)huruf  a  harus memenuhi syarat tertentu.
(2)Syarat tertentu  sebagaimana  dimaksud pada  ayat(1) yaitu:
a.rata-rata  pertumbuhan   ekonomi  kabupaten/kota yang bersangkutan selama 3 (tiga)tahun terakhir dari data yang tersedia pada periode yang sama, lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan ekonomi provinsi;atau
b.nilai   pertumbuhan   ekonomi   dikurangi   inflasi kabupaten/kota    yang     bersangkutan     selama 3  (tiga)tahun  terakhir  dari  data  yang  tersedia pada   periode   yang    sama,selalu    positif,dan    lebih tinggi dari nilai provinsi.
(3)Dalam  hal  syarat  tertentu  sebagaimana  dimaksud pada  ayat  (2)tidak  terpenuhi,gubernur  tidak  dapat menetapkan  Upah  minimum  bagi  kabupaten/kota yang bersangkutan.
(4) Data pertumbuhan ekonomi dan inflasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)bersumber dari lembaga yang berwenang di bidang statistik.


Pasal 31B
(1)Penghitungan   Upah   minimum   bagi   kabupaten/kota yang       belum                      memiliki               Upah             minimum
kabupaten/kota     sebagaimana     dimaksud      dalam Pasal   30   ayat   (2)huruf   a,menggunakan    formula penghitungan Upah minimum.
(2) Formula penghitungan Upah minimum sebagaimana dimaksud pada  ayat(1)berdasarkan kondisi  ekonomi dan ketenagakerjaan yang memuat variabel:
a.paritas daya beli;
b.tingkat  penyerapan  tenaga  kerja;dan
c.median    Upah.
(3) Data  paritas   daya  beli,tingkat  penyerapan  tenaga kerja,dan median Upah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)bersumber dari lembaga yang berwenang di bidang statistik.
12.Ketentuan ayat (1)huruf a Pasal 32 diubah dan ketentuan Pasal  32  ayat  (3)dihapus,sehingga  Pasal  32  berbunyi sebagai berikut:


Pasal 32
(1)Penghitungan   Upah   minimum   bagi   kabupaten/kota yang       belum        memiliki        Upah        minimum kabupaten/kota     sebagaimana     dimaksud      dalam Pasal  30  ayat  (2)huruf a  dilakukan  dengan tahapan sebagai berikut:
a.menghitung                    nilai    relatif    Upah        minimum
kabupaten/kota   terhadap   Upah        minimum
provinsi berdasarkan rasio paritas        daya beli,
dengan formula sebagai berikut:        
b.menghitung      nilai      relatif      Upah     minimum kabupaten/kota     terhadap     Upah        minimum provinsi  berdasarkan  rasio  tingkat  penyerapan tenaga kerja,dengan formula sebagai berikut:
c.menghitung        nilai     relatif    Upah     minimum  kabupaten/kota      terhadap     Upah     minimum provinsi berdasarkan rasio median Upah,dengan formula sebagai berikut:
d.menghitung        rata-rata       nilai     relatif    UMK sebagaimana   dimaksud  pada  huruf  a,huruf  b, dan huruf c,dengan formula sebagai berikut:
(2)Variabel paritas daya beli,tingkat penyerapan tenaga kerja,dan median Upah sebagaimana dimaksudpada ayat (1)masing-masing dihitung berdasarkan nilai rata-rata   3(tiga)tahun   terakhir   dari   data   yang tersedia pada periode yang sama.
(3)Dihapus.
13.Ketentuan Pasal 33 diubah  sehingga berbunyi  sebagai berikut:


Pasal 33
(1)Penghitungan nilai Upah minimum kabupaten/kota dilakukan oleh dewan pengupahan kabupaten/kota sesuai dengan formula sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32.
(2)Hasil  penghitungan  Upah  minimum  kabupaten/kota sebagaimana   dimaksud  pada   ayat   (1)disampaikan kepada bupati/wali kota.
(3) Dalam   hal    hasil   penghitungan   Upah   minimum kabupaten/kota  sama  atau  lebih  rendah  dari  Upah minimum   provinsi,bupati/wali   kota   tidak    dapat merekomendasikan        nilai        Upah        minimum kabupaten/kota  kepada  gubernur.
(4) Dalam   hal    hasil   penghitungan   Upah   minimum kabupaten/kota   lebih   tinggi   dari   Upah  minimum provinsi,bupati/wali   kota   merekomendasikan   hasil penghitungan     Upah     minimum     kabupaten/kota kepada       gubernur         melalui        dinas        yang menyelenggarakan  urusan  pemerintahan  di  bidang ketenagakerjaan provinsi.
Gubernur         menetapkan         Upah          minimum  kabupaten/kota   berdasarkan    rekomendasi    dari bupati/wali ayat (4).
Dalam  hal
kota   sebagaimana   dimaksud   pada hasil  rekomendasi  bupati/wali  kota
sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (4)    tidak sesuai   formula   penghitungan   Upah   minimum, gubernur tidak dapat menetapkan Upah minimum kabupaten/kota.
14.Ketentuan   Pasal   34   diubah   sehingga   berbunyi   sebagai berikut:


Pasal 34
(1)Penetapan Upah minimum bagi kabupaten/kota yang telah  memiliki  Upah  minimum  kabupaten/kota
sebagaimana  dimaksud  dalam        Pasal  30  ayat  (2)
huruf  b   dilakukan   dengan        penyesuaian   nilai
Upah minimum.        
(2)Penghitungan  penyesuaian  nilai  Upah  minimum kabupaten/kota      dilakukan      sesuai               formula
penghitungan      Upah     minimum     sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (4)dan penghitungan nilai  penyesuaian  Upah  minimum  sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (5)
(3)Dalam  hal  nilai  Upah  minimum  kabupaten/kota tahun berjalan melebihi rata-rata konsumsi rumah tangga dibagi rata-rata banyaknya anggota rumah tangga    yang    bekerja    pada    kabupaten/kota,  penghitungan  nilai  penyesuaian  Upah  minimum kabupaten/kota    sebagaimana     dimaksud    pada ayat  (2)dilakukan  sesuai  ketentuan  sebagaimana dimaksud dalamPasal 26A ayat (1).
(4)Penghitungan  penyesuaian  nilai  Upah  minimum kabupaten/kota dilakukan oleh dewan pengupahan kabupaten/kota.
(5)Hasil    penghitungan     penyesuaian    nilai     Upah minimum kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada  ayat  (2)dan  ayat  (3)disampaikan  kepada bupati/wali kota untuk direkomendasikan kepada gubernur     melalui     dinas     yang     menyelenggarakan urusan     pemerintahan     di     bidang     ketenagakerjaan provinsi.
15.Di  antara  Pasal  34  dan  Pasal  35  disisipkan  3  (tiga)pasal, yakni   Pasal   34A,Pasal   34B,dan   Pasal   34C   sehingga berbunyi sebagai berikut:


Pasal 34A
(1)Gubernur meminta saran dan pertimbangan dewan pengupahan  provinsi  dalam  menetapkan  Upah minimum kabupaten/kota yang direkomendasikan oleh bupati/wali kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (5).
(2)Dalam   hal    Upah   minimum   kabupaten/kota   yang direkomendasikan oleh bupati/wali kota tidak sesuai formula  penghitungan  Upah  minimum,gubernur:
a.menetapkan   Upah   minimum   kabupaten/kota yang nilainya sesuai dengan nilai Upah minimum kabupaten/kota tahun berjalan;atau
b.menetapkan Upah minimum kabupaten/kota:
1)bagi   daerah   yang   nilai   Upah   minimum  kabupaten/kota pada tahun berjalan belum melebihi rata-rata konsumsi rumah tangga dibagi rata-rata banyaknya anggota rumah tangga yang bekerja pada kabupaten/kota, Upah minimum kabupaten/kota ditetapkan berdasarkan          formula         penghitungan  Upah   minimum   sebagaimana   dimaksud  dalam Pasal26 ayat(4)dan penghitungan nilai penyesuaian Upah minimum  sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (5);atau
2)bagi    daerah    yang    nilai    Upah    minimum kabupaten/kota pada tahun berjalan melebihi rata-rata   konsumsi   rumah   tangga    dibagi rata-rata                 banyaknya                 anggota                rumah tangga   yang   bekerja   pada   kabupaten/kota, Upah   minimum   kabupaten/kota   ditetapkan berdasarkan           formula          penghitungan Upah    minimum    sebagaimana      dimaksud dalam Pasal26 ayat(4)dan penghitungan nilai penyesuaian   Upah   minimum    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26A ayat (1).


Pasal 34B
Upah minimum bagi kabupaten/kota hasil pemekaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2)hurufc, untuk pertama kaliberlaku:
a.     Upah  minimum  kabupaten/kota  induk;atau
b.Upah     minimum     provinsi,jika     tidak     terdapat
Upah minimum kabupaten/kota induk.


Pasal 34C
Upah minimum bagi kabupaten/kota yang telahmemiliki Upah   minimum   pada   provinsi   hasil   pemekaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2)huruf d, untuk  pertama  kali  menggunakan  Upah  minimum kabupaten/kota sebelumpemekaran provinsi.
16.Ketentuan Pasal  35  ayat  (1)dihapus  serta  ayat  (3)dan ayat  (5)Pasal  35  diubah,sehingga  Pasal  35  berbunyi sebagai berikut


Pasal   35
(1)Dihapus
(2)Upah minimum kabupaten/kota ditetapkan dengan Keputusan Gubernur dan diumumkan paling lambat pada  tanggal  30  November  tahun  berjalan.
(3)Dalam      hal      tanggal      30      November      jatuh      pada hari  Minggu,hari  libur  nasional,atau  hari  libur resmi,Upah  minimum  kabupaten/kota  ditetapkan dan   diumumkan   oleh   gubernur   atau   penjabat gubernur   1   (satu)hari    sebelum   hari   Minggu, hari liburnasional,atau hari liburresmi.
(4)Upah    minimum    kabupaten/kota     sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dan ayat (3)berlakuterhitung mulai tanggal 1 Januari tahun berikutnya.
(5)Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2)dan ayat (3)tidak boleh bertentangan dengan
kebijakan   pengupahan    sebagaimana   dimaksud
dalam Pasal 4.
17.Setelah    huruf   c    ayat    (2)Pasal    71    ditambahkan 1 (satu)huruf,yakni hurufd dan setelah huruf b ayat (3)  Pasal   71   ditambahkan    1(satu)huruf,yakni   huruf   c sehingga   berbunyi   sebagai   berikut:


Pasal 71
(1)Dewan pengupahan nasional bertugas memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemerintah Pusat dalam rangka:
a.perumusan   kebijakan   pengupahan;dan
b.    penyusunan      dan        pengembangan     sistem
pengupahan.
(2)Dewan  pengupahan  provinsi  bertugas  memberikan saran  dan  pertimbangan   kepada  gubernur  dalam rangka:
a.penetapan  Upah  minimum  provinsi;
b.penetapan  Upah  minimum  kabupaten/kota  bagi kabupaten/kota yang mengusulkan;
C.        penyiapan   bahan   perumusan  pengembangan sistem  pengupahan;dan
d.penerapan  Upah  minimum   serta   struktur   dan         skala Upah di Perusahaan padatingkat provinsi. (3)Dewan      pengupahan      kabupaten/kota      bertugas memberikan    saran    dan    pertimbangan    kepada
bupati/wali kota dalam rangka:
a.pengusulan  Upah  minimum  kabupaten/kota;
b.penyiapan    bahan    perumusan    pengembangan
sistem  pengupahan;dan
C.          penerapan  Upah  minimum  serta  struktur  dan skala    Upah    di    Perusahaan    pada    tingkat kabupaten/kota.
18.Di antara BAB XIII dan BAB XIV disisipkan 1 (satu)bab, yakni BAB XIIIA sehinggaberbunyi sebagai berikut:

BAB XIIIA
KETENTUAN    LAIN-LAIN
19.Di           antara           Pasal     81       dan          Pasal     82       disisipkan
3 (tiga)pasal,yakni Pasal 81A,Pasal 81B,dan Pasal 81C sehinggaberbunyi sebagai berikut:
Pasal 81A
(1)Upah minimum Ibu Kota Nusantara ditetapkan oleh Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara setelah penetapan pemindahan Ibu Kota Negara.
(2)   Upah  minimum  Ibu  Kota  Nusantara  sebagaimana dimaksud    pada     ayat   (1),    ditetapkan     dengan Keputusan Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara dan diumumkan  paling  lambat  tanggal  21  November tahun berjalan.
(3)Upah  minimum  Ibu  Kota  Nusantara  sebagaimana dimaksud  pada  ayat  (2),berlaku  terhitung  mulai tanggal 1 Januari tahun berikutnya.
(4)Setelah    penetapan    Upah    minimum     Ibu    Kota Nusantara  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (2), penetapan Upah minimum Ibu Kota Nusantara tahun berikutnya   dilakukan   dengan   penyesuaian   nilai Upah minimum


Pasal 81B
(1)Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara dalam melakukan penetapan dan penyesuaian Upah minimum Ibu Kota Nusantara dapat berkoordinasi dengan kementerian yang  menyelenggarakan  urusan  pemerintahan  di bidang ketenagakerjaan dan/atau pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Timur.
(2)Koordinasi  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1) dilakukan dalam hal belum tersedianya:
a.data   yang   digunakan   untuk   penetapan   dan
penyesuaian Upah  minimum;dan/atau
b.lembaga  yang  diperlukan  dalam  penetapan  dan penyesuaian Upah minimum.
(3) Data  dan  lembaga  sebagaimana  dimaksud  pada ayat (2)wajib tersedia paling lama 3 (tiga)tahun sejak penetapan pemindahan Ibu Kota Negara.
(4)Dalam hal data dan lembaga sebagaimana dimaksud pada    ayat  (2)   telah   tersedia,penyesuaian
Upah minimum Ibu Kota Nusantara  dilaksanakan sesuai    dengan    ketentuan    mengenai   penetapan Upah minimum provinsi sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah ini.
Pasal 81C
Setelah  penetapan  pemindahan  Ibu  Kota  Negara  dan sebelum  Upah  minimum  Ibu  Kota  Nusantara  mulai berlaku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81A,untuk pertama kali Upah minimum yang berlaku di Ibu Kota Nusantara  sesuai  dengan  Upah  minimum  Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara yang  ditetapkan  oleh  Gubernur  Provinsi  Kalimantan Timur.

Pasal II
Peraturan   Pemerintah    ini   mulai    berlaku   pada    tanggal diundangkan.
Agar    setiap     orang     mengetahuinya,     memerintahkan pengundangan     Peraturan       Pemerintah      ini       dengan    penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.


Ditetapkan di Jakarta
pada  tanggal   10  November  2023
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
JOKO  WIDODO


Diundangkan di Jakarta
pada  tanggal   10  November  2023
MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
PRATIKNO
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2023 NOMOR 146


Salinan   sesuai   dengan   aslinya
KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
DeputiBidang Perundang-undangan dan SFKR₆Administrasi     Hukum,

SK No 187403 A


PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
PENJELASAN ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR  51  TAHUN  2023
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 36 TAHUN 2021 TENTANG PENGUPAHAN


I.    UMUM
Pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan,salah satunya untuk mewujudkan     hubungan      industrial      yang      harmonis,dinamis,dan berkeadilan.Kebijakan   pengupahan    tersebut   antara    lain    mencakup kebijakan  penetapan  Upah  minimum  oleh  gubernur  setiap  tahun  dan kebijakan  penyusunan   dan  penerapan   struktur   dan   skala   Upah   di Perusahaan
Berlakunya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja Menjadi Undang-Undang,telah mengubah beberapa ketentuan pengupahan khususnya yang terkait dengan Upah minimum. Perubahan pokok  dalam  ketentuan  Upah  minimum  tersebut  mengenai formula    yang     digunakan     untuk    menghitung     Upah    minimum. Undang-Undang   Nomor   6   Tahun   2023   mengatur   bahwa   formula penghitungan Upah minimum mempertimbangkan variabel pertumbuhan ekonomi,inflasi,dan indeks tertentu.Ketiga variabel tersebut dimaksudkan untuk dapat menjaga daya beli Pekerja/Buruh dan di sisi lain juga dapat memberikan peluang bagi dunia usaha agar tetapmempunyai daya saing.
Adapun pemberlakuan Upah minimum diatur bahwa pada dasarnya berlaku bagi Pekerja/Buruh dengan masa kerja kurang dari1 (satu)tahun pada    Perusahaan     yang     bersangkutan.Namun     demikian,ketentuan tersebut tidak dimaksudkan menutup peluang bagi Pekerja/Buruh dengan masa kerja kurang dari 1 (satu)tahun yang memiliki kualifikasi tertentu yang  disyaratkan  dalam   suatu  pekerjaan/jabatan,untuk  mendapatkan Upah di atas Upah minimum.
Selain  hal-hal  tersebut  di  atas,dalam  perkembangan  saat  ini  dan seiring   dengan   adanya   pembentukan   daerah-daerah   baru   karena pemekaran  termasuk  terbentuknya  Ibu  Kota  Nusantara  serta  untuk mengakomodir daerah-daerah yang belum memiliki Upah minimum dan akan   menetapkan   Upah    minimum   maka   perlu    adanya   peraturan perundang-undangan    yang     menjadi    landasan     hukum     kebijakan
pemerintah     dalam     melakukan            penghitungan,penetapan,    dan
pemberlakuan Upah minimum di daerah-daerah tersebut.


Kebijakan pengupahan yang telah ditetapkan oleh pemerintah,dalam implementasinya perlu mendapat dukungan dari dewan pengupahan di daerah,baik yang terkait dengan Upah minimum maupun struktur dan skala  Upah.Oleh  karena  itu,upaya  penguatan  dewan  pengupahan  di daerah   dengan   menambahkan   kewenangannya   menjadi   penting,yaitu   tidak hanya terkait dengan Upah minimum tetapi jugamengenai pelaksanaan struktur dan skala Upah.
Berdasarkan  hal-hal  tersebut   diatas,perlu  dilakukan  perubahan terhadap  sebagian  ketentuan  yang  ada  dalam  Peraturan  Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan.Tujuan perubahan Peraturan Pemerintah tersebut diarahkan untuk:1)memberikan penghargaan bagi Pekerja/Buruh atas kontribusinya terhadappertumbuhan ekonomi pada wilayah yang bersangkutan;2)menjaga daya beli Pekerja/Buruh yang pada akhirnya  dapat  menyerap  barang  dan  jasa  yang  di  produksi  oleh Pengusaha;3)memberikan  kepastian  kenaikan  Upah  minimum  bagi Perusahaan,sehingga   dapat   terjamin    kelangsungan    bekerja   bagi Pekerja/Buruh;dan 4)mewujudkan iklim usaha yang kompetitif untuk mendorong     pertumbuhan      ekonomi.Berkaitan      dengan      tujuan tersebut   maka    ruang   lingkup    perubahan    Peraturan   Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 ini mencakupperubahan atas ketentuan mengenai formula  penghitungan  Upah  minimum,penetapan  dan  pemberlakuan Upah minimum,sertapenguatan peran dewan pengupahan di daerah.


II. PASAL  DEMI  PASAL Pasal I
Angka  1
Pasal 24
Ayat(1)
Cukup  jelas.
Ayat (1a)
Yang  dimaksud  dengan“kualifikasi  tertentu”,antara lain      pendidikan,kompetensi,dan       pengalaman       kerja yang dipersyaratkan untuk melaksanakan pekerjaan atau    jabatan,dan/atau     persyaratan     lain     yang
dibutuhkan oleh Perusahaan.
Ayat (2)
Cukup  jelas.


Angka  2
Pasal 25
Cukup jelas.


Angka 3
Pasal 26
Ayat(1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Yang dimaksud dengan“UM(t+1)”adalahUpah minimum yang akan ditetapkan.
Yang dimaksud dengan“UM(t”adalah Upah minimum tahun berjalan.
Yang dimaksud dengan“Nilai Penyesuaian UM(t+1)” adalah nilai penyesuaian Upah minimum yang  akan
ditetapkan
Ayat (5)
Yang dimaksud dengan“inflasi”adalah inflasi provinsi yang dihitung dari perubahan indeks harga konsumen periode  September  tahun  berjalan  terhadap  indeks harga konsumen periode September tahun sebelumnya (dalam persen).
Yang   dimaksud   dengan   “PE”adalah   pertumbuhan ekonomiyaitu:
a.     bagi   provinsi,dihitung   dari  perubahan  produk domestik regional bruto harga konstan provinsi kuartal I,kuartal II,kuartal III tahun berjalan,dan kuartal   IV   pada   tahun   sebelumnya   terhadap produk  domestik  regional  bruto  harga  konstan provinsi      kuartal      I,kuartal      Ⅱ,kuartal      II tahun  sebelumnya,dan  kuartal  IV  pada  2  (dua) tahun sebelumnya (dalam persen).
b.     bagi   kabupaten/kota,dihitung   dari   perubahan produk  domestik  regional  bruto  harga  konstan kabupaten/kota    tahun     sebelumnya    terhadap produk  domestik  regional  bruto  harga  konstan kabupaten/kota 2 (dua)tahun sebelumnya (dalam persen).
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Huruf a
Yang dimaksud dengan“tingkat penyerapan tenaga kerja”adalahhitungan pengurangan angka 1 (satu) dengan   tingkat   pengangguran   terbuka   pada provinsi atau kabupaten/kota yang dihitung dari survei angkatankerjanasional padabulan Agustus paling lama 3 (tiga)tahun terakhir dari data yang tersedia.
Hurufb
Yang  dimaksud  dengan“rata-rata  Upah”adalah rata-rata     Upah      Pekerja/Buruh     di      luar  penyelenggara    negara    pada    provinsi    atau kabupaten/kota    yang    dihitung    dari    survei angkatankerjanasional padabulan Agustus paling lama 3(tiga)tahun terakhir dari data yang tersedia. Yang  dimaksud  dengan“median  Upah”adalah median UpahPekerja/Buruh di luar penyelenggara negara pada provinsi atau kabupaten/kota yang dihitung dari survei angkatankerja nasional pada bulan Agustus paling lama 3 (tiga)tahun terakhir dari data yang tersedia.
Ayat (8)
Cukup jelas.
Ayat (9)
Cukup jelas
Ayat (10)
Cukup jelas.


Angka   4
Pasal   26A
Ayat (1)
Yang  dimaksud  dengan“rata-rata  konsumsi  rumah tangga”adalah  perkalian  antara  rata-rata  konsumsi per  kapita  per  bulan  dengan  rata-rata  banyaknya anggotarumah tangga yang dihitung dari survei sosial ekonominasionalbulan Maret setiaptahunnya.
Yang dimaksud dengan“rata-rata banyaknya anggota rumah  tangga  yang  bekerja  pada  provinsi  atau kabupaten/kota”adalah  rata-rata  banyaknya  orang yang bekerja per rumah tangga di tingkat provinsi atau kabupaten/kota  yang  dihitung  dari   survei   sosial ekonominasionalbulan Maret setiaptahunnya.
Dalam ketentuan ini,rata-rata konsumsi rumah tangga dan rata-rata banyaknya anggota rumah tangga yang bekerja pada provinsi digunakan untuk penghitungan Upah minimum provinsi.
Dalam ketentuan ini,rata-rata konsumsi rumah tangga dan rata-rata banyaknya anggota rumah tangga yang bekerja    pada     kabupaten/kota    digunakan    untuk penghitungan Upah minimum kabupaten/kota.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.


Pasal 26B
Dalam ketentuan ini dibulatkan ke atas hingga satu satuan rupiah,contohnya:
a.Rp2.950.935,56  (dua  juta   sembilan  ratus  lima  puluh ribu sembilan ratus tiga puluh lima rupiah lima puluh enam sen)dibulatkan ke atas menjadiRp2.950.936 (dua juta sembilan ratus lima puluh ribu sembilan ratus tiga puluh enam rupiah).
b.    Rp2.950.935,12  (dua juta  sembilan  ratus  lima  puluh ribu sembilan ratus tiga puluh lima rupiah dua belas sen)dibulatkan ke atas menjadi Rp2.950.936 (dua juta sembilan  ratus  lima  puluh  ribu  sembilan  ratus  tiga puluh enam rupiah).


Angka 5
Pasal 27
Ayat (1)
Cukup  jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat   (4)
Yang         dimaksud          dengan“rata-rata         konsumsi         rumah tangga”adalah         perkalian          antara         rata-rata          konsumsi per       kapita       per       bulan        dengan       rata-rata       banyaknya anggota    rumah     tangga     di     tingkat    provinsi     yang     dihitung dari       survei       sosial       ekonomi       nasional       bulan        Maret
setiap         tahunnya.
Yang        dimaksud        dengan“rata-rata         banyaknya        anggota rumah        tangga        yang        bekerja        pada        provinsi”adalah rata-rata      banyaknya      orang      bekerja      per      rumah      tangga di     tingkat     provinsi     yang     dihitung     dari      survei     ekonomi nasional     bulan     Maret     setiap     tahunnya.
Dalam      ketentuan       ini,rata-rata       konsumsi      rumah       tangga dan      rata-rata      banyaknya      anggota      rumah       tangga      yang bekerja      pada      provinsi      digunakan      untuk      penghitungan Upah      minimum      provinsi.


Angka    6
Pasal      28   Cukup
Angka    7
Pasal     28A Cukup
Angka    8
Pasal     29
Cukup
jelas.
jelas.
jelas.
Angka    9
Pasal     30
Ayat   (1)
Cukup      jelas.
Ayat  (2)
Huruf    a
Yang        dimaksud        dengan        “kabupaten/kota        yang belum         memiliki          Upah          minimum”          adalah
kabupaten/kota        yang        belum        pernah        menetapkan Upah      minimum      atau      kabupaten/kota      yang      pada  tahun-tahun            sebelumnya            pernah            menetapkan Upah     minimum     akan     tetapi     pada     tahun     berikutnya tidak       menetapkan       Upah       minimum       akibat       tidak memenuhi      syarat      tertentu,akan      tetapi      pada      tahun berjalan            kabupaten/kota             yang            bersangkutan memenuhi          syarat          untuk          menetapkan           Upah minimum.
Huruf    b
Cukup    jelas.
Huruf   c
Yang        dimaksud        dengan        “kabupaten/kota        hasil
pemekaran”            adalah                    kabupaten/kota       yang
dilakukan        pemekaran         sesuai         dengan         ketentuan
peraturan                  perundang-undangan.
Huruf    d
Yang          dimaksud          dengan“kabupaten/kota           yang telah    memiliki    Upah    minimum    pada    provinsi    hasil pemekaran”adalah          kabupaten/kota          yang          telah memiliki       Upah       minimum       kabupaten/kota       pada provinsi         induk,         yang         kemudian           secara
administratif      ikut       tergabung       ke       dalam       provinsi hasil         pemekaran.


Angka    10
Pasal    31
Cukup     jelas.
Angka    11
Pasal     31A
Cukup    jelas.


Pasal     31B
Ayat  (1)
Cukup     jelas Ayat  (2)
Huruf   a
Cukup     jelas.
Huruf    b
Yang     dimaksud     dengan“tingkat     penyerapan      tenaga kerja”adalah     hitungan     pengurangan     angka     1      (satu) dengan        tingkat        pengangguran        terbuka        pada provinsi     atau     kabupaten/kota     yang     dihitung     dari survei    angkatan    kerja    nasional    pada    bulan    Agustus paling    lama    3    (tiga)tahun    terakhir    dari    data    yang tersedia.
Huruf    c
Yang          dimaksud          dengan“median          Upah”adalah median      Upah      Pekerja/Buruh      diluar      penyelenggara  negara      pada      provinsi      atau      kabupaten/kota      yang dihitung    dari    survei    angkatan    kerja     nasional    pada bulan    Agustus    paling    lama    3    (tiga)tahun    terakhir dari    data    yang    tersedia.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Angka  12
Pasal 32
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “UMK(F1)”adalah nilai
Upah      minimum                     kabupaten/kota      dengan
mempertimbangkan faktor paritas daya beli.UMK merupakan   singkatan   dari   Upah    minimum kabupaten/kota.
Yang  dimaksud  dengan“PPP  Kab/Kota”adalah rata-rata paritas daya beli 3 (tiga)tahun terakhir pada   kabupaten/kota   yang   bersangkutan.PPP merupakan  singkatan  dari  purchasing  power
parity.
Yang dimaksud dengan“PPP Provinsi”adalah rata- rata paritas daya beli 3 (tiga)tahun terakhir pada provinsi yang bersangkutan.
Yang dimaksud dengan “UMP(t)”adalah Upah minimum     provinsi    tahun     berjalan.    UMP merupakan   singkatan   dari    Upah   Minimum Provinsi.
Hurufb
Yang dimaksud dengan“UMK(F2)”adalah nilai Upah     minimum      kabupaten/kota       dengan mempertimbangkan  faktor  tingkat  penyerapan tenagakerja.
Yang dimaksud dengan“1-TPT Kab/Kota”adalah rata-rata    tingkat    penyerapan    tenaga    kerja 3 (tiga)tahun terakhir pada kabupaten/kota yang bersangkutan.TPT   merupakan   singkatan   dari Tingkat Pengangguran Terbuka.
Yang dimaksud dengan“1-TPT Provinsi”adalah  rata-rata    tingkat     penyerapan    tenaga    kerja 3   (tiga)tahun   terakhir   pada    provinsi   yang  bersangkutan.
Yang  dimaksud  dengan“UMP(t)”adalah  Upah minimum provinsitahun berjalan.
Huruf c
Yang dimaksud dengan“UMK(F3)”adalah nilai Upah       minimum         kabupaten/kota      dengan mempertimbangkan          faktor        median                  Upah  Pekerja/Buruh   di   luar   penyelenggara   negara.
Yang dimaksud dengan“Median Upah Kab/Kota” adalah rata-rata median Upah Pekerja/Buruh di luar penyelenggara negara 3 (tiga)tahun terakhir pada kabupaten/kota yang bersangkutan.
Yang dimaksud dengan“Median Upah Provinsi” adalah rata-rata median Upah Pekerja/Buruh di luar penyelenggara negara 3 (tiga)tahun terakhir padaprovinsi yang bersangkutan.
Yang dimaksud dengan “UMP(t)”adalah Upah minimum provinsitahun berjalan.
Huruf d
Yang dimaksud dengan“UMK(t+1)”adalah nilai Upah   minimum   kabupaten/kota   yang    akan ditetapkan
Yang  dimaksud  dengan“UMK(F1”adalah  nilai
Upah           minimum                          kabupaten/kota      dengan
mempertimbangkan faktor paritas daya beli.
Yang dimaksud dengan“UMK(F2)”adalah nilai Upah        minimum     kabupaten/kota     dengan  mempertimbangkan  faktor  tingkat  penyerapan tenagakerja.
Yang dimaksud dengan“UMK(F3)”adalah nilai Upah     minimum           kabupaten/kota       dengan   mempertimbangkan      faktor      median      Upah Pekerja/Buruh di luar penyelenggara negara.
Ayat (2)
Cukup jelas. Ayat (3)
Dihapus.


Angka  13
Pasal  33
Cukup jelas.
Angka  14
Pasal  34
Ayat (1)
Cukup jelas. Ayat (2)
Cukup jelas. Ayat (3)
Yang  dimaksud  dengan“rata-rata  konsumsi  rumah tangga”adalah     perkalian     antara     rata-rata      konsumsi per  kapita  per  bulan  dengan  rata-rata  banyaknya anggota rumah tangga di tingkat kabupaten/kota yang dihitung    dari    survei    sosial    ekonomi    nasional bulan Maret setiaptahunnya.
Yang dimaksud dengan“rata-rata banyaknya anggota  rumah  tangga  yang  bekerja  pada  kabupaten/kota” adalah rata-rata banyaknya orang bekerja per rumah  tangga di tingkat kabupaten/kota yang dihitung dari  survei  sosial  ekonomi  nasional  bulan  Maret  setiap  tahunnya.
Dalam ketentuan ini,rata-rata konsumsi rumah tangga dan rata-rata banyaknya anggota rumah tangga yang bekerja    pada     kabupaten/kota    digunakan    untuk penghitungan Upah minimum kabupaten/kota.
Ayat (4)
Cukup jelas. Ayat (5)
Cukup jelas.
Angka 15
Pasal 34A
Cukup jelas.
Pasal 34B
Cukup jelas.

Pasal 34C
Cukup jelas.


Angka  16
Pasal 35
Cukup jelas.


Angka  17
Pasal 71
Ayat (1)
Dalam  rangka  memberikan  saran  dan  pertimbangan kepada pemerintah,dewan pengupahan nasional dapat melakukan  berbagai  kegiatan  seperti  kajian,analisis, koordinasi,dan kerja sama dengan pihak terkait.
Ayat (2)
Dalam  rangka  memberikan  saran  dan  pertimbangan kepada  gubernur,dewan  pengupahan  provinsi   dapat melakukan  berbagai  kegiatan  seperti  kajian,analisis, koordinasi,dan kerja sama dengan pihak terkait.
Ayat (3)
Dalam  rangka  memberikan  saran  dan  pertimbangan kepada    bupati/wali     kota,     dewan     pengupahan  kabupaten/kota  dapat  melakukan  berbagai   kegiatan seperti    kajian,analisis,koordinasi,dan     kerja     sama dengan pihak terkait.


Angka 18
Cukup jelas.


Angka 19
Pasal 81A
Cukup jelas.
Pasal 81B
Cukup jelas.
Pasal   81C
Cukup jelas.


Pasal II
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6899


SK No 187414 A

回复

使用道具 举报

Copyright © 2001-2013 Comsenz Inc. Powered by Discuz! X3.4 京公网安备 11010802035448号 ( 京ICP备19053597号-1,电话18600416813,邮箱1479971814@qq.com ) 了解Tax100创始人胡万军 优化与建议 隐私政策
快速回复 返回列表 返回顶部