Tax100 税百

  • 在线人数 1112
  • Tax100会员 32499
查看: 270|回复: 0

[东南亚] 印度尼西亚《2023年第58号政府条例 所得税预扣税率-关于纳税人就业、服务、活动所得》

203

主题

396

帖子

896

积分

超级版主

Rank: 8Rank: 8

积分
896
2024-11-26 17:34:00 | 显示全部楼层 |阅读模式
政策文件
政策原文链接: https://peraturan.bpk.go.id/Details/274247/pp-no-58-tahun-2023
发文单位:
文件编号: -
文件名: 2023年第58号政府条例 所得税预扣税率-关于纳税人就业、服务、活动所得
发文日期:
政策解读: -
备注: -
纵横四海点评: -
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR  58  TAHUN  2023

TENTANG

TARIF PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS PENGHASILAN SEHUBUNGAN  DENGAN  PEKERJAAN,JASA,ATAU  KEGIATAN
WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN  REPUBLIK  INDONESIA,
Menimbang    :
a.    bahwa tarifpajak penghasilan untuk Wajib Pajak orang
pribadi  dalam  negeri telah  diubah  sebagaimana  diatur dalam Pasal 17 ayat (1)huruf a Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentangPajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali  diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor  7  Tahun  2021  tentang  Harmonisasi  Peraturan Perpajakan,perlu          dilakukan      penyesuaian     tarif pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan,jasa,atau kegiatan Wajib Pajak orang pribadi;
b.bahwa    dalam    rangka    memberikan    kemudahan    dan kesederhanaan    pelaksanaan    pemenuhan    kewajiban perpajakan kepada Wajib Pajak atas pemotongan Pajak Penghasilan  Pasal  21,termasuk  bagi  pejabat  negara, pegawai negeri sipil,anggota tentara nasional Indonesia, anggota   kepolisian    negara    Republik   Indonesia,dan pensiunannya,perlu   dilakukan   penyesuaian    terhadap mekanismepemotongan dan pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 21;

C.        bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam  huruf  a  dan  huruf  b,serta  untuk  melaksanakan ketentuan  Pasal  21  ayat  (5)Undang-Undang  Nomor  7 Tahun 1983 tentangPajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa  kali  diubah  terakhir  dengan  Undang-Undang Nomor  7  Tahun  2021  tentang  Harmonisasi  Peraturan Perpajakan,perlu    menetapkan    Peraturan    Pemerintah tentang   Tarif   Pemotongan    dan    Pengenaan    Pajak Penghasilan   Pasal   21   atas   Penghasilan   Sehubungan dengan Pekerjaan,Jasa,atau Kegiatan Wajib Pajak Orang Pribadi;

Mengingat   :
1.Pasal   5   ayat   (2)Undang-Undang  Dasar  Negara  Republik
Indonesia Tahun 1945;
2.Undang-Undang  Nomor   7   Tahun   1983   tentang   Pajak Penghasilan   (Lembaran   Negara    Republik   Indonesia Tahun   1983  Nomor  50,Tambahan  Lembaran  Negara Republik   Indonesia   Nomor   3263)sebagaimana   telah beberapa  kali  diubah  terakhir  dengan  Undang-Undang Nomor  7  Tahun  2021  tentang  Harmonisasi  Peraturan Perpajakan   (Lembaran   Negara   Republik   Indonesia Tahun  2021  Nomor  246,Tambahan  Lembaran  Negara Republik IndonesiaNomor 6736);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TARIF PEMOTONGAN PAJAK    PENGHASILAN     PASAL     21   ATAS      PENGHASILAN SEHUBUNGAN  DENGAN  PEKERJAAN,JASA,ATAU  KEGIATAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI.

BAB I
KETENTUAN    UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini,yang dimaksud dengan:
1.Undang-Undang Pajak Penghasilan adalah Undang-Undang Nomor  7  Tahun  1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan.
2.Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan,jasa,atau kegiatan dengan nama  dan   dalam  bentuk  apa  pun  yang  diterima   atau diperoleh   Wajib   Pajak    orang   pribadi   dalam   negeri sebagaimana diatur dalam Pasal 21 Undang-Undang Pajak Penghasilan.
3.Penghasilan Tidak Kena Pajak adalah batasan penghasilan Wajib Pajak orang pribadi yang tidak dikenai pajak sesuai dengan   ketentuan    peraturan   perundang-undangan    di bidang perpajakan.

BAB  II
TARIF PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL21 ATAS PENGHASILAN
SEHUBUNGAN  DENGAN  PEKERJAAN,JASA,ATAU  KEGIATAN  WAJIB  PAJAK
ORANG  PRIBADI

Pasal 2
(1)Tarif   pemotongan    Pajak    Penghasilan    Pasal    21    terdiri     atas:
a.tarif berdasarkan  Pasal  17  ayat  (1)huruf  a  Undang- Undang Pajak Penghasilan;dan
b.tarifefektif pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21.   

(2)Tarif  efektif  pemotongan   Pajak  Penghasilan  Pasal  21 sebagaimana dimaksud pada ayat(1)hurufb terdiri atas:
a.tarif  efektif  bulanan;atau
b.tarif    efektif    harian.

(3)  Tarifefektif bulanan sebagaimana dimaksudpada ayat (2) huruf a dikategorikan berdasarkan besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak sesuai status perkawinan dan jumlah tanggungan Wajib Pajak pada awal tahunpajak.

(4)Kategori tarifefektif bulanan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)terdiri atas:
a.kategori A diterapkan atas penghasilan bruto bulanan yang diterima atau diperoleh penerima penghasilan dengan status Penghasilan Tidak Kena Pajak:
1.tidak kawin tanpa tanggungan;
2.tidak      kawin      dengan      jumlah     tanggungan
sebanyak  1  (satu)orang;atau 3.kawin  tanpa  tanggungan.
b.kategori B diterapkan atas penghasilan bruto bulanan yang  diterima  atau  diperoleh penerima penghasilan dengan status Penghasilan Tidak Kena Pajak:
1.tidak        1 kawin       dengan     jumlah     tanggungan sebanyak  2(dua)orang;
2.tidak        kawin     dengan     jumlah     tanggungan sebanyak    3    (tiga)orang;
3.kawin   dengan   jumlah   tanggungan   sebanyak   1
(satu)orang;atau
4.kawin denganjumlah tanggungan sebanyak 2(dua) orang.
c.kategori C diterapkan atas penghasilan bruto bulanan yang diterima atau diperoleh penerima penghasilan dengan status Penghasilan Tidak Kena Pajak kawin denganjumlah tanggungan sebanyak 3 (tiga)orang.

(5)Perincian  atas  tarif  efektif bulanan  dari  masing-masing kategori  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (4)beserta besaran penghasilan bruto bulanan untuk masing-masing tarif dimaksud sebagaimana tercantum dalam Lampiran huruf A,huruf B,dan huruf C yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.

(6)  Perincian atas tarifefektif harian sebagaimana dimaksud pada ayat (2)huruf b beserta besaran penghasilan bruto harian untuk masing-masing tarif dimaksud sebagaimana tercantum  dalam  Lampiran  huruf  D  yang  merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.

Pasal 3
Tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 digunakan untuk pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 bagiWajib Pajak orang pribadi  yang  menerima  penghasilan  sehubungan  dengan pekerjaan,jasa,atau     kegiatan,termasuk     pejabat     negara, pegawai  negeri   sipil,anggota   tentara  nasional   Indonesia, anggota    kepolisian    negara    Republik    Indonesia,,    dan pensiunannya.

BAB III
KETENTUAN  PENUTUP

Pasal 4
Pada  saat  Peraturan  Pemerintah  ini  mulai  berlaku,Pasal  2 ayat (3)Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2010 tentang Tarif Pemotongan dan Pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan yang Menjadi Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 140,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia  Nomor 5174),dicabut dan dinyatakan tidakberlaku.

Pasal 5
Peraturan       Pemerintah                ini           mulai             berlaku               pada tanggal 1 Januari 2024

Agar           setiap        orang           mengetahuinya,memerintahkan
pengundangan        Peraturan     Pemerintah     ini     dengan
penempatannya        dalam   Lembaran   Negara   Republik
Indonesia.        

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 Desember 2023
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.

JOKO  WIDODO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 27 Desember 2023
MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA,
ttd.

PRATIKNO

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2023 NOMOR 163

Salinan   sesuai   dengan   aslinya
KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
Plh      Bidang Perundang-undangan dan ministrasi Hukum,
u sihwati Lestari

PENJELASAN ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2023
TENTANG

TARIF PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS PENGHASILAN
SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN,JASA,ATAU KEGIATAN

WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
I.        UMUM
Dengan  diundangkannya  Undang-Undang  Nomor  7  Tahun  2021 tentang  Harmonisasi  Peraturan  Perpajakan,terdapat  perubahan  materi khususnya perubahan tarif pajak penghasilan Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri.Untuk  itu,perlu  dilakukan  penyesuaian  tarif pemotongan Pajak   Penghasilan   Pasal   21   atas   penghasilan   sehubungan   dengan pekerjaan,jasa,atau kegiatan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang  pribadi.Selanjutnya,dalam  rangka  mendorong  tingkat  kepatuhan Wajib   Pajak    terhadap    pemenuhan   kewajiban    pemotongan    Pajak Penghasilan Pasal 21,perlu memberikan kemudahan teknis penghitungan dan administrasipemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21.
Untuk mewujudkan hal-hal tersebut di atas,perlu diatur penggunaan tarifefektif yang digunakanuntukpemotongan Pajak Penghasilan Pasal21, selain tarif pajak penghasilan Pasal  17 ayat (1)huruf a Undang-Undang Pajak  Penghasilan.Berdasarkan  ketentuan  Pasal  21  ayat  (5)Undang- Undang Pajak Penghasilan,tarif pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 dapat ditetapkan berbeda dari tarif pajak penghasilan Pasal  17 ayat (1) hurufa Undang-Undang Pajak Penghasilan,melalui Peraturan Pemerintah.
Penetapan  tarif  efektif  pemotongan  Pajak  Penghasilan  Pasal  21 dilakukan dengan telah memperhatikan adanya pengurang penghasilan bruto   berupa   biaya   jabatan   atau   biaya   pensiun,iuran   pensiun,dan Penghasilan   Tidak  Kena  Pajak.Penerapan  tarif  efektif  ini   akan  memberikan kemudahan dan penyederhanaan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 bagi  Wajib  Pajak.

Peraturan   Pemerintah   ini    mengatur   mengenai   tarif   pemotongan    Pajak Penghasilan Pasal 21 berupa tarif Pasal 17 ayat (1)huruf a dan tarifefektif yang digunakan bagiWajib Pajak orang pribadiyang menerima penghasilan sehubungan    dengan    pekerjaan,jasa,atau    kegiatan,termasuk   pejabat negara,pegawai negeri sipil,anggota tentara nasional Indonesia,anggota kepolisian negara Republik Indonesia,dan pensiunannya.

Ⅱ .             PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas

Pasal 2
Ayat (1)
Contoh:
Tuan R bekerja sebagai pegawaitetap pada perusahaan PT ABC. Selama    tahun    2024,Tuan    R    memperoleh    gaji     sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah)per bulan dan membayar iuran  pensiun  sebesar  Rp100.000,00(seratus  ribu  rupiah)per bulan.Tuan R berstatus menikah dan tidak memiliki tanggungan (Penghasilan   Tidak   Kena   Pajak   K/0).Penghitungan   Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah sebagai berikut:

1.Berdasarkan status PTKP(K/0)dan jumlah penghasilan bruto sebulan Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah),pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas penghasilan yang diterima atau  diperoleh  Tuan  R  untuk  masa  pajak  Januari  2024 sampai November 2024 dilakukan dengan menggunakan tarif efektif KategoriAyaitu dengan tarif sebesar 2%(dua persen).
Besaran Pajak Penghasilan Pasal 21 per bulan yang dipotong oleh PT ABC atas penghasilan Tuan R untuk masa pajak Januari      sampai     November     2024     adalah      sebesar Rp10.000.000,00x2%=Rp200.000,00.

2.Pada     bulan     Desember     2024,penghitungan     besarnya  pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Tuan R dalam satu tahunpajak (Januari-Desember       2024)dilakukan       dengan        menggunakan tarif  Pasal   17   ayat   (1)huruf   a   Undang-Undang   Pajak Penghasilan.

Besaran  Pajak  Penghasilan  Pasal  21  yang  dipotong  oleh PT ABC atas penghasilan Tuan Runtuk masa pajak Desember 2024 adalah sebagai berikut:
下载.png

Huruf a
Penentuan tarif efektif bulanan dalam ketentuan ini telah mempertimbangkan biaya jabatan atau biaya pensiun,iuran pensiun,dan/atau  Penghasilan  Tidak  Kena  Pajak  yang seharusnya menjadi pengurang penghasilan bruto.

Hurufb
Penentuan  tarif efektif harian  dalam  ketentuan  ini  telah mempertimbangkan    bagian    penghasilan     yang    tidak dikenakanpemotongan yang seharusnya menjadi pengurang penghasilan bruto

Ayat (3)
Cukup jelas.

Ayat (4)
Cukup jelas

Ayat (5)
Penghasilan bruto bulanan yang menjadi dasar penerapan tarif efektif bulanan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 yaitu penghasilan yang diterima WajibPajak orang pribadi dalam satu masa pajak.

Ayat (6)
Penghasilan bruto harian yang menjadi dasar penerapan tarif efektif harian pemotongan  Pajak  Penghasilan  Pasal  21  yaitu penghasilan Pegawai Tidak Tetap yang diterima secara harian, mingguan,satuan,atau            borongan.
Dalam  hal  penghasilan  tidak  diterima   secara  harian,dasar penerapan yang digunakan adalah jumlah rata-rata penghasilan sehari  yaitu  rata-rata  upah  mingguan,upah  satuan,atau  upah borongan untuk setiap hari kerja yang digunakan.

Pasal 3
Cukupjelas.

Pasal 4
Cukup jelas.

Pasal 5
Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6904

PP Nomor 58 Tahun 2023_10.png
PP Nomor 58 Tahun 2023_14.png
PP Nomor 58 Tahun 2023_11.png
PP Nomor 58 Tahun 2023_13.png
PP Nomor 58 Tahun 2023_12.png
PP Nomor 58 Tahun 2023_15.png
PP Nomor 58 Tahun 2023_16.png
PP Nomor 58 Tahun 2023_17.png
PP Nomor 58 Tahun 2023_20.png
PP Nomor 58 Tahun 2023_19.png
PP Nomor 58 Tahun 2023_18.png
PP Nomor 58 Tahun 2023_21.png
PP Nomor 58 Tahun 2023_22.png
PP Nomor 58 Tahun 2023_23.png
PP Nomor 58 Tahun 2023_24.png
回复

使用道具 举报

Copyright © 2001-2013 Comsenz Inc. Powered by Discuz! X3.4 京公网安备 11010802035448号 ( 京ICP备19053597号-1,电话18600416813,邮箱1479971814@qq.com ) 了解Tax100创始人胡万军 优化与建议 隐私政策
快速回复 返回列表 返回顶部