Tax100 税百

  • 在线人数 1776
  • Tax100会员 33066
查看: 215|回复: 0

[东南亚] 印度尼西亚《所得税法修正案》

306

主题

569

帖子

1325

积分

超级版主

Rank: 8Rank: 8

积分
1325
2024-11-25 16:33:56 | 显示全部楼层 |阅读模式
政策文件
政策原文链接: https://peraturan.bpk.go.id/Details/46659/uu-no-7-tahun-1991
发文单位:
文件编号: -
文件名: 所得税法修正案
发文日期:
政策解读: -
备注: -
纵横四海点评: -
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1991
TENTANG
PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983
TENTANG PAJAK PENGHASILAN


DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang   :   a. bahwa dengan  Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan,    telah    diatur    mengenai    kewajiban    perpajakan sehubungan  dengan  penghasilan  yang  diterima  atau  diperoleh Subyek   Pajak   perseorangan   maupun   badan   guna   mewujudkan semangat  kegotong-royongan  nasional  dalam  pembiayaan  Negara dan pelaksanaan pembangunan nasional sebagaimana diamanatkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara;
b. bahwa  untuk  menampung  perkembangan  perekonomian  nasional pada  umumnya  dan  perkembangan  dunia  usaha  pada  khususnya, dipandang perlu untuk mengadakan perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan;


Mengingat     :   
1. Pasal   5   ayat   (1),  Pasal  20  ayat   (1),  dan  Pasal  23  ayat  (2)
Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang  Nomor  7  Tahun  1983  tentang  Pajak  Penghasilan (Lembaran  Negara  Tahun   1983  Nomor  50,  Tambahan  Lembaran Negara Nomor 3263);


Dengan persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA


MEMUTUSKAN   :


Menetapkan  :   UNDANG-UNDANG   TENTANG    PERUBAHAN   ATAS    UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN,


Pasal I


Mengubah beberapa ketentuan Undang-undang Nomor 7 Tahun  1983 tentang Pajak Penghasilan, sebagai berikut:
1. Ketentuan  Pasal  4  ayat  (1)  huruf  a dan  huruf  b diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
a. penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan ataujasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun dan atau imbalan dalam bentuk  lainnya,  kecuali  ditentukan  lain  dalam  Undang-undang ini;
b. hadiahundiandan penghargaan;"


2. Ketentuan    Pasal    4     ayat    (3)    huruf     d    diubah     sehingga berbunyi:"d.penggantian atau imbalan berkenaan dcngan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan atau   kenikmatan  dari   Pemerintah  atau  Wajib   Pajak   menurut Undang-undang ini, dengan  ketentuan  bahwa  bagi  pemberi  kerja imbalan tersebut tidak  boleh dikurangkan dari  penghasilan  bruto kecuali  untuk  daerah  terpencil  yang  diatur  lebih  lanjut  dengan Peraturan Pemerintah; "


3. Ketentuan  Pasal  4  ayat  (3)  huruf  g diubah sehingga  berbunyi "g. dividen  atau  bagian  keuntungan  yang  diterima  atau  diperoleh Perseroan Terbatas dalam negcri, Koperasi, atau Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan di Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;"


4. Ketentuan Pasal 4 ayat (3) ditambah huruf  l dan m, yang berbunyi :
"l. penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan Reksa Dana yang berasaldari investasiuntuk kepentingan pemodal, berupa :
1) dividendari Perseroan Terbatas yang didirikandi Indonesia,
2) bungaobligasi, dan
3) keuntungan   dari   penjualan   atau   pengalihan   sekuritas, sepanjang  seluruh  penghasilan  bersih  yang  diterima  atau diperolehnya   dibagikan   kepada    para   pemodal   sebagai
bagian keuntungan atau dividen;
m.penghasilan  yang   diterima  atau  diperoleh  perusahaan  Modal Ventura yang berupa bagian keuntungan dari badan usaha yang didirikan       di       Indonesia       sesuai       dengan       peraturan perundang-undangan   yang    berlaku,    dan    keuntungan    dari penjualanatau pengalihan penyertaannya, dengan persyaratan :
1) penyertaan  modal  dari  perusahaan  Modal  Ventura  tersebut dilakukan pada badan usaha yang melakukan kegiatan dalam sektor-sektor  usaha  yang  ditetapkan  lebih  lanjut  dengan Peraturan Pemerintah, dan
2) penghasilan tersebut berasal dari badan usaha yang sahamnya tidak diperdagangkandi Bursa Efek."


5. Ketentuan Pasal 6 ayat (1) huruf a diubah sehingga berbunyi:
"a.    biaya    untuk     mendapatkan,    menagih    dan     memelihara penghasilan, meliputi biaya pembelian bahan, biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang, penggantian atau imbalandalam bentuk natura danatau kenikmatan  tertentu  di  daerah  terpencil  yang  diatur  lebih lanjut      dengan Peraturan Pemerintah, bunga, sewa, royalti, biaya   perjalanan,   piutang   yang   nyata-nyata   tidak   dapat ditagih, premi asuransi, biaya administrasi, dan pajak kecuali Pajak Penghasilan;"

6. Ketentuan Pasal 9 ayat (1) huruf d diubah sehingga berbunyi:
"d.   penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk natura dan atau kenikmatan kecuali   penggantian   atau   imbalan   dalam   bentuk   natura dan/atau  kenikmatan  tertentu  di  daerah  terpencil  dapat dikurangkan  dari   penghasilan  bruto  sebagaimana  dimaksud dalam  Pasal  6  ayat  (1)  huruf  a  dan  bagi  penerima  imbalan dimaksud   bukan   merupakan   penghasilan   sesuai    dengan ketentuan Pasal 4 ayat (3) huruf d;"


7. Ketentuan Pasal 11 ditambah dengan ayat (15) dan ayat (16) yang berbunyi:
"(15) Wajib Pajak yang menanamkan modalnya di daerah terpencil dapat  melakukan  penyusutan  atas  harta  yang  dimiliki  dan dipergunakan untuk kegiatan usahadidaerah terpencil dengan menggunakan metode penyusutan :
a. metode garis lurus yang masa penyusutannya dapat kurang dari 20 (dua puluh) tahun,atau
b. metode   menurun  secara   berimbang,  dengan   ketentuan untuk Golongan Bangunan tetap menggunakan metode garis lurus yang masa penyusutannya dapat kurang dari 20 (dua puluh) tahun, yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Menteri Keuangan.
(16)  Biaya  untuk memperoleh harta tak berwujud tertentu dalam bidang pertambangan umum yang mempunyai masa manfaat lebih  dari  satu  tahun  dalam   rangka  penanaman  modal  di daerah terpencil,dapat diamortisasidengan tarif sebagaimana dimaksud dalam ayat (9) huruf b, yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Menteri Keuangan."


8. Ketentuan Pasal 13 ditambahayat (3) yang berbunyi :
(3)    Bagi   perusahaan   dalam   rangka   penanaman   modal   asing, Kontrak  Karya,  dan  Kontrak  Bagi  Hasil,  disamping  dalam bahasa  Indonesia  dan  mata  uang  rupiah,  atas  ijin  Menteri Keuangan pembukuan atau pencatatannya dapat menggunakan bahasa asing dan mata uang selain rupiah untuk kepentingan perpajakan  dengan  ketentuan  bahwa  Surat  pemberitahuan harus  diisi  dalam  bahasa   Indonesia  dan  mata  uang  rupiah termasuk      kewajiban       pembayaran       pajaknya,      yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Menteri Keuangan."


9. Ketentuan  Pasal  23  ayat   (1)  diubah  sehingga   berbunyi  sebagai berikut :
"(1)  Atas  penghasilan  tersebut  di  bawah  ini,  dengan  nama  dan dalam bentuk apapun, yang dibayarkan atau yang terhutang oleh Badan Pemerintah, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan  nama  dan  dalam  bentuk  apapun,  atau  Wajib  Pajak Badan dalam negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri selain  bank  dan  lembaga  keuangan  lainnya,  dipotong  pajak oleh pihak yang berwajib membayarkan :
a. sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto atas:
1) dividen      dari      perseroan      dalam      negeri,      dengan memperhatikan  ketentuan  sebagaimana  dimaksud  dalam Pasal 4 ayat (3) huruf g, huruf 1, dan huruf Undang-undang ini;
2) bunga,  termasuk   imbalan  karena  jaminan   pengembalian hutang,  dengan  memperhatikan  ketentuan  sebagaimana dimaksuddalam Pasal 4 ayat (3) huruf l Undang-undang ini;
3) sewa,  royalti,  dan  penghasilan  lain  sehubungan  dengan penggunaan harta;
b. sebesar  9%   (sembilan   persen)   dari   jumlah   bruto   atas imbalan  yang   dibayarkan   untuk   jasa   teknik   dan   jasa manajemen yang dilakukandi Indonesia."


Pasal II
Undang-undang ini mulai berlaku padatanggal 1 Januari 1992.


Agar  setiap  orang  mengetahuinya,  memerintahkan  pengundangan Undang-undang ini dengan  penempatannya  dalam  Lembaran  Negara Republik Indonesia.
Disahkan di Jakarta
pada tanggal 30 Desember 1991 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd


SOEHARTO


Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 30 Desember 1991


MENTERI/SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA
ttd


MOERDIONO


PENJELASAN ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1991
TENTANG
PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN
1983
TENTANG PAJAK PENGHASILAN


UMUM


Bahwa  dengan  Undang-undang  Nomor  7  Tahun  1983  tentang  Pajak Penghasilan telah diatur mengenai pengenaan Pajak Penghasilan, yang padadasarnya menyangkut subyek pajak,obyek pajak, tarif pajak dan cara menghitung jumlah pajak yang terhutang.
Sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan   perkembangan   dunia   usaha   pada   khususnya,   serta   dengan memperhatikan  jiwa  Pasal  33  Undang-Undang  Dasar  1945,  perlu dilakukan perubahan atas beberapa ketentuan Undang-undang Nomor 7  Tahun  1983  tentang  Pajak  Penghasilan,  agar  dapat  menampung perkembangandimaksud.
Pasal  4  ayat  (3)  huruf  g  Undang-undang  Nomor  7  Tahun  1983 menetapkan  bahwa  dividen  yang  diterima  atau  diperoleh  suatu perseroan dari penyertaannya pada perseroan lain bukan merupakan obyek  Pajak  Penghasilan,  sepanjang  penyertaan  tersebut  meliputi minimal 25%  (dua  puluh  lima  persen) dari  nilai saham yang disetor serta  kedua  badan  tersebut  mempunyai  hubungan  ekonomis  dalam jalurusahanya.
Ketentuan  ini  mendorong  terjadinya  integrasi  vertikal  yang  kurang sesuaidengan semangat pemerataan kesempatan berusaha.


Oleh karena itu terhadap ketentuan di atas perlu diadakan perubahan dengan tetap menjaga prinsip progresivitas dalam pengenaan  Pajak Penghasilan.  Bentuk-bentuk  usaha  berupa  Perusahaan  Reksa  Dana (Investment  Fund) dan  perusahaan Modal Ventura  (Venture  Capital) merupakan  wahana  pembiayaan  yang  dapat  dimanfaatkan  sebagai sarana  dalam   pemerataan  kesempatan  usaha  terutama  bagi  para pemodal kecil dan pengusaha kecil dan menengah termasuk koperasi. Selain    itu    kedua    wahana    pembiayaan    tersebut    juga    dapat dimanfaatkan untuk  menunjang investasi yang  pada gilirannya akan membantu  perkembangan  perekonomian  nasional.  Oleh  karena  itu dipandang perlu untuk memberikan insentif perpajakan.
Untuk  mendorong  perkembangan  perekonomian  di  daerah  terpencil termasuk di Indonesia bagian Timur, perlu diberikan insentif di bidang perpajakan berupa perlakuan perpajakan atas imbalan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan tertentu yang dapat lebih menarik orang bekerja didaerah terpencil.
Selain itu untuk meningkatkan penanaman modal di daerah tersebut perlu  diberikan  kemudahan  berupa  keluwesan  dalam  menggunakan metode  penyusutan  dan  amortisasi  agar   lebih  menarik  bagi  para penanam modal.
Guna meningkatkan penanaman modal yang berasal dari luar negeri yang  pada  gilirannya  akan   meningkatkan  kesempatan  kerja  maka kepada   para   penanam   modal   dari   luar   negeri   perlu   diberikan kemudahan   dalam    penyelenggaraan    pembukuan    dengan   tetap berpegang  pada  ketentuan  perundang-undangan  perpajakan  yang berlaku.


PASAL DEMI PASAL


Pasal I
Angka 1
Pasal 4
Ayat(1)
Huruf a
Termasuk  dalam  penghasilan  adalah  semua  imbalan  atau pembayaran dari pekerjaan dalam hubungan kerja yang dapat berupa upah, gaji, dan sebagainya, termasuk premi asuransi jiwa dan asuransi kesehatan yang dibayar oleh pemberi kerja. Pemberian  imbalan  dalam  bentuk  natura  tidak  dimasukkan dalam pengertian penghasilan bagi penerima seperti misalnya perumahan, kendaraan bermotor, dan sebagainya. Bagi pihak pemberi kerja, terkecuali yang dilakukan di daerah terpencil, pengeluaran  tersebut  tidak  boleh  dikurangkan  sebagaimana dimaksuddalam Pasal 9 ayat (1) huruf d.


Pasal 4
Ayat(1)
Hurufb
Hadiah   undian    mencakup   juga   pengertian   hadiah   yang diberikantanpadiundi.
Angka 2


Pasal 4
Ayat(3)
Huruf d
Bila  seorang  pemberi  kerja  yang   merupakan  Wajib   Pajak menurut   pengertian   Undang-undang   ini   memberi   imbalan berupa  natura  dan/atau  kenikmatan  kepada  karyawan  atau orang  lain yang  ada  hubungan  pekerjaan,  maka  kenikmatan tersebut bukan merupakan penghasilan bagi pihak penerima. Yang dimaksud dengan kenikmatan dalam bentuk natura ialah tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh tidak dalam bentuk uang, seperti kenikmatan mempergunakan mobil perusahaan dengan cuma-cuma, kenikmatan mendiami rumah   yang   disewa   oleh   perusahaan   atau   rumah   milik perusahaan,   pemberian   beras   dengan    cuma-cuma,    dan sebagainya.
Bagi pihak pemberi kerja, pengeluaran-pengeluaran tersebut tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto, kecuali yang berkenaan  dengan   pekerjaan  atau  jasa  yang   dilakukan  di daerah terpencil.
Pengertian  daerah  terpencil  antara   lain   ditentukan   oleh mudah tidaknya dijangkau oleh transportasi umum baik darat, laut  maupun  udara,  dan  keadaan  prasarana  ekonomi  dan sosialnya  sangat  terbatas  sehingga   penanam   modal  yang menanamkan  modal  di  daerah  tersebut   harus  membangun sendiri    prasarana   yang   dibutuhkan   untuk    menjalankan kegiatan   usahanya,   seperti   jalan    lingkungan,   jembatan, pelabuhan,   rumah   sakit,  sekolah.   Kenikmatan   pemakaian rumah  yang   diberikan   oleh   Pemerintah   kepada   pegawai Pemerintah, Pejabat Negara dan Pejabat Lembaga Pemerintah Non  Departemen  lainnya,  tidak  merupakan  penghasilan  bagi pihak   yang   bersangkutan.    Dalam   Pengertian   Pemerintah termasuk Perusahaan Jawatan.
memberi   imbalan   berupa   natura   dan/   atau   kenikmatan tersebut     bukan     Wajib      Pajak      menurut     pengertian undang-undang  ini,  maka  kenikmatan  tersebut  merupakan penghasilan bagi yang menerima atau memperolehnya.


Contoh :   Seorang  pegawai bangsa Indonesia yang bekerja di salah   satu   perwakilan   diplomatik,    memperoleh kenikmatan  menempati  rumah  yang  disewa  oleh perwakilan         diplomatik         tersebut         atau kenikmatan-kenikmatan           lainnya,           maka kenikmatan-kenikmatan tersebut harus dimasukkan sebagai  penghasilan  bagi  pegawai  tersebut,  sebab perwakilan   diplomatik   yang   bersangkutan   tidak merupakan Subyek Pajak.
Ketentuan inidimaksudkan untuk mendorong pembayaran oleh pemberi  kerja  kepada  pegawai  atau  karyawannya  dilakukan dalam bentuk uang, sehingga dengan demikian mempermudah pengenaan pajaknya.
Angka 3


Pasal 4
Ayat(3)
Huruf g
Dengan ketentuan ini, dividen atau bagian keuntungan yang diterima  atau  diperoleh  Perseroan  Terbatas  dalam  negeri, Koperasi,  Badan  usaha  Milik   Negara  atau  Daerah   (BUMN/ BUMD),  dari  penyertaannya  pada  badan  usaha  lainnya  yang didirikan  di  Indonesia  sesuai  peraturan  perundang-undangan yang    berlaku,     tidak    termasuk    sebagai    obyek     Pajak Penghasilan.  Yang  dimaksud  dengan  BUMN  dalam  ayat  ini adalah  Perusahaan  Perseroan  (PERSERO),  Bank  Pemerintah, dan Pertamina.
Perlu  ditegaskan  bahwa  dalam  hal  penerima  dividen  atau bagian  keuntungan  adalah  Wajib  Pajak  selain  badan-badan tersebut  di  atas,  seperti  perseorangan  baik  dalam  negeri maupun     luar     negeri,     Firma,     Perseroan     Komanditer (Comanditaire     Venootschap)      dan      sebagainya,     maka penghasilan berupa dividen atau bagian keuntungan tersebut tetap dikenakan Pajak Penghasilan.
Angka 4


Pasal 4
Ayat(3)
Huruf 1
Perusahaan Reksa Dana (Investment Fund) adalah perusahaan yang   kegiatan    utamanya    melakukan   investasi,    investasi kembali,atau penjualansekuritas.
Bagi  pemodal  khususnya  pemodal  kecil,  perusahaan  Reksa Dana   merupakan    salah   satu    pilihan   yang   aman    untuk menanamkan modalnya.
Penghasilan yang diterima atau diperoleh  perusahaan  Reksa Dana dari investasinya adalah berupa dividen, bunga obligasi atau keuntungan dari penjualan sekuritas. Dengan ketentuan ini,  maka  dividen dan  bunga  obligasi serta  keuntungan  dari penjualan sekuritas yang diterima atau diperoleh perusahaan Reksa Dana tidak termasuk obyek Pajak Penghasilan.
Perlakuan perpajakan tersebut dimaksudkan untuk mendorong perkembangan  perusahaan  Reksa  Dana  yang  pada  gilirannya dapat  meningkatkan  penghasilan  pemodal  kecil,  sekaligus dapat mendorong pengembangan perusahaan Reksa Dana dan perkembangan Pasar Modal.
Penghasilan yang diterima atau diperoleh  perusahaan  Reksa Dana  dari  sumber-sumber  di  atas  bukan  merupakan  obyek Pajak  Penghasilan  sepanjang  memenuhi  persyaratan  sebagai


berikut :
a. penghasilan  tersebut   berupa  dividen  yang  berasal  dari perseroan yang didirikan di Indonesia dan atau bunga dari obligasi yang diperdagangkan di  Pasar Modal di  Indonesia serta     keuntungan     dari     penjualan     sekuritas     yang diperdagangkandi Pasar Modal di Indonesia, dan
b. seluruh  penghasilan  bersih  yang  diterima  atau  diperoleh perusahaan Reksa Dana tersebut dibagikan sebagai dividen kepada para pemodal.
Apabila  perusahaan  Reksa  Dana  yang  bersangkutan  tidak memenuhi  kedua  persyaratan  tersebut,  misalnya  dengan menahan     sebagian      labanya,     maka      atas     seluruh penghasilannya    akan    dikenakan    Pajak    Penghasilan. Demikian pula penghasilan dari sumber-sumber penghasilan selain  yang  memenuhi  persyaratan  tersebut,  dikenakan Pajak  Penghasilan.  Mengingat  bahwa  penghasilan  berupa dividen,  bunga obligasi dan  keuntungan  karena  penjualan sekuritas tidak dikenakan  Pajak  Penghasilan,  maka dalam hal terdapat kerugian pada suatu tahun, kerugian tersebut tidak dapat dikompensasikan baik dengan penghasilan dari sumber  penghasilan   lainnya  maupun  dengan   penghasilan tahun-tahun     berikutnya      (kompensasi     vertikal      dan horizontal).
Dividen  dan  bunga  obligasi  yang  diterima  atau  diperoleh perusahaan Reksa Dana tidak dikenakan pemotongan pajak berdasarkan Pasal 23.
Namun   demikian   dividen   yang   dibagikan   kepada   para pemodal dikenakan pemotongan pajak berdasarkan Pasal 23 oleh perusahaan Reksa Dana.
Huruf m


Perusahaan  Modal  Ventura   (Venture   Capital   Company) adalahsuatu perusahaan yang kegiatanusahanya membiayai perusahaan   pasangan   usaha   dalam   bentuk   penyertaan modal untuk suatu jangkawaktutertentu.
Dengan  ketentuan  ini,  bagian  keuntungan  yang  diterima atau   diperoleh   dari   perusahaan   pasangan   usaha   serta keuntungan  yang  diterima  atau  diperoleh  dari  penjualan atau  pengalihan  penyertaannya  tidak  termasuk  sebagai obyek Pajak Penghasilan, sepanjang memenuhi persyaratan


sebagai berikut :
a. perusahaan   pasangan    usaha   dari   perusahaan   Modal Ventura   berusaha   dalam   sektor-sektor   usaha   tertentu, termasuk perusahaan menengah dan kecil, dan
b. perusahaan  pasangan  usaha  tersebut  bukan  perusahaan yang telah menjualsahamnya di Bursa Efek di Indonesia.
Mengingat    perusahaan    Modal   Ventura    memperoleh    fasilitas perpajakan,   agar   kegiatan    perusahaan   Modal   Ventura    dapat diarahkan kepadasektor-sektor kegiatanekonomi yang memperoleh prioritas, misalnya untuk meningkatkan kegiatan ekspor non migas, maka kegiatan dari perusahaan pasangan usaha dimana perusahaan Modal Ventura memiliki penyertaan tersebut dipandang perludiatur lebih  lanjut  dalam  Peraturan  Pemerintah.  Mengingat  pula  bahwa perusahaan Modal Ventura merupakan alternatif pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal, maka penyertaan modal yang dilakukan oleh       perusahaan        Modal       Ventura       diarahkan        pada perusahaan-perusahaan  yang   belum  mempunyai  akses  ke  Pasar Modal.  Oleh  karena  itu  adalah  tepat  apabila  perusahaan  Modal Ventura yang melakukan penyertaan pada perusahaan yang telah "go public" tidak memperoleh fasilitas perpajakan.


Sebagai akibat dari adanya ketent uan Pasal 4 ayat (3) huruf m ini,maka  atas  dividen  atau  bagian  keuntungan  yang  diterima  atau diperoleh  perusahaan Modal Ventura yang  memenuhi  persyaratan tersebut tidak dilakukan pemotongan pajak berdasarkan Pasal 23 oleh pihak yang wajib membayarkan.


Angka 5 Pasal 6
Ayat(1)
Huruf a
Penghasilan Kena Pajak diperoleh dengan jalan menjumlahkan semua penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun  pajak  dan  menguranginya  dengan  biaya-biaya  atau pengurangan yang diperbolehkanoleh Pasal ini.
Biaya    untuk    mendapatkan,    menagih,    dan     memelihara penghasilanadalah biayaatau pengeluaran yang ada hubungan langsung  dengan  penghasilan  yang  diterima  atau  diperoleh Wajib Pajak.
Dalam  pengertian  biaya  untuk  mendapatkan,  menagih  dan memelihara   penghasilan  dari   usaha,   termasuk   pemberian imbalandalam bentuk natura dan/atau kenikmatantertentudi daerah terpencil.
Pembayaran premi asuransi jiwa dan asuransi kesehatan oleh pemberi kerja untuk pegawai dapat dikurangkan sebagai biaya perusahaan sedangkan bagi pegawai yang bersangkutan, premi tersebut merupakan penghasilan.
Gaji kepada pegawai yang juga merupakan pemegang saham,apabila  berlebih-lebihan, yaitu  melampaui gaji  pegawai  lain yang bukan pemegang saham yang melakukan pekerjaan, tugas atau jabatan yang kurang lebih sama dengan pemegang saham itu,   maka   kelebihannya   tidak   boleh   dikurangkan   dari penghasilan bruto pemberi kerja.
Dalam   biaya   ini   termasuk   pula   bunga   yang   dibayarkan sehubungan   dengan   hutang   perusahaan,   kecuali   apabila jumlahnya  melampaui  jumlah yang  ditetapkan  oleh  Menteri Keuangan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 18 ayat (1).
Dalam  menentukan  besarnya  bunga  yang  dapat  dikeluarkan dari         penghasilan         bruto         perlu         diperhatikan ketentuan-ketentuan  tentang  pengeluaran  atau  biaya  bunga yang   tidak   boleh   dikurangkan   dari   penghasilan   bruto sebagaimana dimaksuddalam Pasal 18 ayat (2).
Bunga  yang  dibayarkan  sehubungan  dengan  hutang  pribadi tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto, sebab bunga semacam ini merupakan penggunaan dari penghasilan.
Angka 6


Pasal 9
Ayat(1)
Huruf d
Semua  pemberian  imbalan  dalam  bentuk  natura  dan/  atau kenikmatan  yang  diberikan  kepada  karyawan  atau  pemberi jasa, tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto pemberi kerja,  kecuali  pemberian  penggantian  atau  imbalan  berupa natura dan/atau kenikmatan tertentu yang berkenaan dengan pekerjaan  atau  jasa  yang  dilakukan  di  daerah  terpencil sebagaimana dimaksuddalam Pasal 6 ayat (1) huruf a.
Angka 7


Pasal 11
Ayat(15)
Untuk  mendorong  investasi  di  daerah  terpencil,  maka  kepada para  penanam  modal  yang  menanamkan  modalnya  di  daerah terpencil  perlu  diberikan  insentif  dalam  menggunakan  metode penyusutan.  Kepada  para  penanam  modal  tersebut  diberikan pilihan  dalam  menerapkan  metode  penyusutan  yaitu   metode garis lurus (straight line) yang masa penyusutannya dapat kurang dari  20   (dua   puluh)   tahun,   atau   metode   menurun   secara berimbang  (declining  balance)  atas  harta  yang  dimiliki  dan dipergunakan untuk kegiatan usaha di daerah terpencil, di luar golongan bangunandengan ketentuansebagai berikut :
a. Dalam hal metode penyusutan yang digunakan dalam metode garis lurus meskipun dapat kurang dari 20 (dua puluh) tahun tetapi tidak boleh lebih pendek dari masa manfaat harta yang disusutkan;
b. Dalam hal metode penyusutan yang digunakan adalah metode menurun secara berimbang, maka penyusutan harus dilakukan berdasarkan ayat (9);
c. Metode penyusutan harusditerapkan secara taat asas.
Atas   harta   Golongan   Bangunan   tetap   disusutkan   dengan menggunakan metode garis lurus yang masa penyusutannya dapat kurang dari 20 (dua puluh) tahun tetapi tidak boleh lebih pendek dari masa manfaatnya.
Pengertian  Golongan   Bangunan  dalam  ayat  ini   meliputi  pula prasarana,   seperti   jalan   lingkungan,   jembatan,   pelabuhan, rumahsakit, sekolah, yang dimilikidandigunakandalam kegiatan usahaWajib Pajak didaerah terpencil.
Keluwesan  dalam  menggunakan  metode  penyusutan  ini  hanya diberlakukan terhadap harta yang diperoleh dan digunakan sejak tanggal 1 Januari 1992. Pengertian daerah terpencil dalam Pasal ini adalah sama dengan pengertiandaerah terpencilsebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat  (3) huruf d dan Pasal 6 ayat  (1) huruf a.


Ayat(16)
Bagi perusahaan-perusahaan dalam bidang pertambangan umum yang   menanamkan   modalnya   di   daerah   terpencil   diberikan perlakuan amortisasi yang berbeda dengan ketentuan amortisasi sebagaimana diatur dalam ayat  (10),  ayat  (11)  dan  ayat(  12). Biaya untuk memperoleh harta tak berwujud tertentu dimaksud dapat  diamortisasi  dengan  metode  menurun  secara  berimbang dengan tarif 25% (dua puluh lima persen).
Dalam hal perusahaan telah menerapkan ayat (10), ayat (11) dan ayat  (12),  maka  perusahaan  tersebut  tidak  boleh  menerapkan amortisasi berdasarkan ayat ini.
Angka 8


Pasal 13
Ayat(3)
Ketentuan ini memberikan kemungkinan bagi penanaman modal asing,   Kontrak   Karya,   dan   Kontrak   Bagi   Hasil   di   samping menggunakan  bahasa  Indonesia  dan  satuan  mata  uang  rupiah, dalam menyelenggarakan pembukuan atau pencatatannya dapat pula  menggunakan  bahasa  asing  dan  satuan  mata  uang  selain rupiah    atas    ijin    Menteri     Keuangan.     Sedangkan     Surat Pemberitahuan  (SPT)  tetap  harus  diisi  dengan  menggunakan bahasa Indonesia dan dalam satuan mata uang rupiah, demikian pula  pembayaran   kewajiban  pajaknya   harus  dilakukan  dalam satuan mata uang rupiah.
Angka 9


Pasal 29
Ayat(1)
Dengan   ketentuan   ini,   maka   terhadap   penghasilan   berupa imbalan atas jasa teknik dan jasa manajemen yang dilakukan di Indonesia oleh Wajib Pajak dalam negeri, dipotong pajak sebesar 9%  (sembilan persen) dari jumlah bruto oleh pihak yang wajib membayarkannya.     Sedangkan     atas     penghasilan     lainnya sebagaimana dimaksud dalam angka 1), angka 2) dan angka 3) huruf a ayat ini tetap dipotong pajak sebesar  15%  (lima  belas persen)    dari    jumlah     bruto    oleh     pihak    yang    wajib membayarkannya.


Pasal II
Cukup jelas



UU Nomor 7 Tahun 1991.pdf

58.64 KB, 下载次数: 99

回复

使用道具 举报

Copyright © 2001-2013 Comsenz Inc. Powered by Discuz! X3.4 京公网安备 11010802035448号 ( 京ICP备19053597号-1,电话18600416813,邮箱1479971814@qq.com ) 了解Tax100创始人胡万军 优化与建议 隐私政策
快速回复 返回列表 返回顶部