繁星追梦 发表于 2024-12-2 14:33:45

印度尼西亚 2021年第36号政府令《工资支付规定》(2023年51号修订)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2023
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 36 TAHUN 2021 TENTANG PENGUPAHAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang   :a.bahwa   untukmelaksanakanketentuan   Pasal   88C   dan Pasal88Ddalam Pasal81angka28 Undang-Undang Nomor6Tahun2023tentangPenetapanPeraturan Pemerintah    Pengganti    Undang-Undang    Nomor   2 Tahun 2022 tentang CiptaKerja Menjadi Undang-Undang perlu    dilakukan    perubahan   mengenai   ketentuan Upah minimum;
b.bahwa   untuk   menjaga      daya      beli      Pekerja/Buruh      dan stabilitas ekonominasional serta memperhatikan dinamika perkembangan hubungan industrial,ketentuan mengenai Upah   minimum   sebagaimana   telah   diatur   dalam PeraturanPemerintah Nomor36Tahun2021tentang Pengupahan sudah tidak sesuai dengan kebutuhan hukum sehingga perlu diubah;
c.bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b,perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan;

Mengingat            
1.Pasal 5 ayat (2)Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia   Tahun    1945:
2.Undang-Undang    Nomor   13    Tahun    2003    tentang Ketenagakerjaan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2003Nomor39,TambahanLembaranNegara Republik IndonesiaNomor 4279);
3.Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang CiptaKerja Menjadi Undang-Undang (LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun2023 Nomor   41,Tambahan   Lembaran   Negara    Republik   Indonesia Nomor6856);
4.PeraturanPemerintahNomor   36   Tahun   2021   tentang Pengupahan   (Lembaran   Negara    Republik    Indonesia Tahun2021Nomor46,TambahanLembaranNegara Republik IndonesiaNomor 6648);

MEMUTUSKAN:
MenetapkanERATURAN   PEMERINTAH   TENTANG   PERUBAHAN   ATAS
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 36 TAHUN2021 TENTANG PENGUPAHAN.


Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 46,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 6648)diubah sebagai berikut:
1.Di   antara   ayat   (1)dan   ayat   (2)Pasal   24   disisipkan 1 (satu)ayat,yakni ayat (1a)sehingga Pasal 24 berbunyi sebagai berikut:


Pasal 24
(1)Upah    minimum    sebagaimana   dimaksud    dalam Pasal 23 ayat(1)berlaku bagi Pekerja/Buruh dengan masa   kerja   kurang    dari    1    (satu)tahun    pada Perusahaan yang bersangkutan.
(1a)Pekerja/Buruh   dengan   masa   kerja   kurang   dari 1 (satu)tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang memiliki kualifikasi tertentu yang disyaratkan dalam jabatan dapat diberikan Upah lebih besar dari Upah minimum.
(2)Upah    bagi    Pekerja/Buruh    dengan    masa    kerja 1 (satu)tahun atau lebih berpedoman pada struktur dan skala Upah.
2.Ketentuan   ayat   (1)dan    ayat   (3)Pasal   25    diubah   dan ketentuan Pasal 25 ayat (4)dan ayat (5)dihapus,sehingga Pasal 25 berbunyi sebagai berikut:


Pasal 25
(1)Upah minimum terdiriatas:
a.Upah   minimum   provinsi;dan
b.Upah    minimum    kabupaten/kota   dengan    syarat
tertentu.
(2)   Upah minimum sebagaimana dimaksudpada ayat(1) ditetapkan    berdasarkan    kondisi    ekonomi    dan ketenagakerjaan.
(3) Penetapan Upah minimum dilakukan bagi:
a.provinsi   atau   kabupaten/kota   yang   memiliki
Upah minimum;
b.kabupaten/kota   yang   belum   memiliki   Upah
minimum;atau
c.provinsiataukabupaten/kotahasilpemekaran.
(4)   Dihapus
(5) Dihapus.
3.KetentuanPasal26diubahsehinggaberbunyisebagai berikut:


Pasal 26
(1)Provinsiataukabupaten/kotayangmemilikiUpah minimumsebagaimanadimaksuddalamPasal25 ayat (3)huruf a melakukan penyesuaian nilai Upah minimum setiap tahun.
(2)Penyesuaian   nilai   Upah   minimum    sebagaimana dimaksud   pada    ayat   (1)dihitung   menggunakan formula   penghitungan   Upah   minimum    dengan mempertimbangkan variabel pertumbuhan ekonomi, inflasi,dan indeks tertentu.
(3)Indeks   tertentu   sebagaimana   dimaksud   pada ayat   (2)yang   disimbolkan   dengan   a   merupakan variabelyangmewakilikontribusitenagakerja terhadap   pertumbuhan    ekonomi   provinsi    atau kabupaten/kota.
(4) Formula penghitungan Upah minimum sebagaimana dimaksud pada ayat (2)sebagai berikut:
UM(t+1)=UM(t)+Nilai PenyesuaianUM(t+1)
(5)Nilaipenyesuaian   Upahminimumdalamformula penghitungan   Upah   minimum   sebagaimana dimaksud pada ayat (4)dihitung sebagai berikut:
Nilai PenyesuaianUM(t+1)={Inflasi+(PE×a)}×UM(t)
(6)Simbol   a   sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (5) merupakanvariabelyangberadadalamrentang nilai   0,10   (nol   koma   satu   nol)sampai   dengan 0,30 (nol koma tiga nol).
(7)   Simbolasebagaimanadimaksudpadaayat(6) ditentukan nilainya oleh dewan pengupahan provinsi ataudewanpengupahankabupaten/kotadengan mempertimbangkan:
a.tingkat penyerapan tenaga kerja;dan
b.rata-rata atau median Upah.
(8)Selain   pertimbangan   sebagaimana   dimaksud pada    ayat    (7),dalam    menentukan    a    dapat mempertimbangkan faktor lain yang relevan dengan kondisiketenagakerjaan.
(9)Jika nilai penyesuaian Upah minimum sebagaimana dimaksud pada ayat (5)lebih kecil atau sama dengan0 (nol),Upah minimum yang akan ditetapkan sama dengan nilai Upah minimum tahun berjalan.
(10)Datayang   digunakanuntukpenghitungannilaipenyesuaian Upah minimum sebagaimana dimaksudpada ayat (5) bersumber dari lembaga yang berwenang di bidang statistik.
4.Di antara Pasal 26 dan Pasal 27 disisipkan 2 (dua)pasal, yakni Pasal 26A dan Pasal 26B sehinggaberbunyi sebagai berikut:

Pasal 26A
(1)Dalam hal nilai Upah minimum tahun berjalan pada wilayah tertentu melebihi rata-rata konsumsi rumah tangga dibagi rata-rata banyaknya anggota rumah tangga    yang    bekerja    pada    provinsi    atau   kabupaten/kota,nilai penyesuaian Upah minimum dihitung dengan ketentuan:
Nilai PenyesuaianUM(t+1)=PExaxUM(t)
(2)Simbol   a   sebagaimana   dimaksud   pada   ayat(1) merupakanvariabelyangberadadalamrentang nilai0,10(nolkomasatunol)sampaidengan 0,30 (nol koma tiga nol).
(3)Simbolasebagaimanadimaksudpadaayat(2) ditentukan nilainya oleh dewan pengupahan provinsi ataudewanpengupahankabupaten/kotadengan mempertimbangkan:
a.tingkatpenyerapantenagakerja;dan
b.rata-rataataumedianUpah.
(4)Selain      pertimbangan   sebagaimana   dimaksud pada   ayat   (3),dalam   menentukan   a   dapat mempertimbangkan faktor lain yang relevan dengan kondisi ketenagakerjaan.
(5)Jikapertumbuhanekonomisebagaimanadimaksud pada ayat(1)bernilai negatif,nilai Upah minimum tahunberikutnya   ditetapkan   sama   dengan   nilai Upah minimum tahun berjalan.
(6)Data   yang   digunakan   untuk   penghitungan   nilai penyesuaian Upah minimum sebagaimana dimaksud pada   ayat   (1)   bersumber    dari   lembaga   yang berwenang di bidang statistik.

Pasal 26B
HasilpenghitungannilaiUpahminimumyang   akan ditetapkan dapat dibulatkan ke atas hingga satu satuan rupiah.
5.    Ketentuan ayat (2),ayat (3),dan ayat (4)Pasal 27 diubah, sehinggaberbunyi sebagai berikut:


Pasal 27
(1)Gubernur wajib menetapkanUpah minimum provinsi setiap tahun.
(2)Penetapan   Upah   minimum   provinsi    sebagaimana dimaksud    pada    ayat    (1)    dilakukan   dengan penyesuaian nilai Upah minimum.
(3)Penghitungan   penyesuaian   nilai   Upah   minimum provinsidilakukansesuaiformulapenghitungan Upah   minimum    sebagaimana   dimaksud    dalam Pasal 26 ayat (4)dan penghitungan nilai penyesuaian Upah   minimum    sebagaimana   dimaksud   dalam Pasal 26 ayat (5).
(4) Dalam   halnilaiUpahminimumprovinsi   tahun berjalan melebihi rata-rata konsumsi rumah tangga dibagirata-rata banyaknyaanggotarumahtangga yang   bekerja    pada   provinsi,penghitungan   nilai penyesuaian Upah minimum provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)dilakukan sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26A ayat (1).
6.Ketentuan   Pasal   28    diubah   sehingga   berbunyi    sebagai
berikut:


Pasal 28
(1)Penghitungan    penyesuaian    nilai    Upah    minimum provinsi dilakukan oleh dewan pengupahan provinsi.
(2)Hasil      penghitungan      penyesuaian      nilai      Upah minimum   provinsi    sebagaimana   dimaksud   pada ayat(1)direkomendasikankepadagubernurmelalui dinasyangmenyelenggarakanurusanpemerintahan di bidang ketenagakerjaan provinsi.
(3) Dalam   hal   hasilrekomendasi   dewanpengupahan provinsisebagaimanadimaksudpadaayat(2)tidak sesuai    formula    penghitungan    Upah    minimum, gubernur    menetapkan    Upah    minimum    provinsi
denganketentuan:
a.bagi daerahyang nilai Upah minimum provinsi pada tahun berjalan belum melebihi rata-rata konsumsi   rumah    tangga    dibagi    rata-rata banyaknya anggota rumah tangga yang bekerja padaprovinsi,Upah minimum provinsiditetapkan berdasarkan    formula   penghitungan    Upah minimum      sebagaimana    dimaksud   dalam Pasal   26   ayat   (4)dan   penghitungan    nilai penyesuaian   Upah   minimum   sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (5);atau
b.bagidaerahyangnilaiUpahminimumprovinsi pada tahun berjalan melebihi rata-rata konsumsi rumah tangga dibagi rata-rata banyaknya anggota rumah   tangga   yang   bekerja   pada   provinsi, Upah minimum provinsiditetapkan berdasarkan formula       penghitungan      Upah       minimum sebagaimanadimaksuddalamPasal26ayat(4) dan       penghitungan         nilai      penyesuaian Upahminimumsebagaimanadimaksuddalam
Pasal 26A ayat(1).
7.DiantaraPasal28danPasal29disisipkan   1(satu)pasal, yakni Pasal 28A sehingga berbunyi sebagai berikut:


Pasal 28A
(1)Dalamhalterdapatprovinsihasilpemekaran:
a.Upah   minimum   provinsi    yang   berlaku   untuk pertama   kali   menggunakan   Upah   minimum provinsi yang berlaku pada provinsi induk;
b.penetapan Upah      minimum provinsi pertama kali
dilakukan oleh      gubernur atau penjabat gubernur
paling   lambat      tanggal   21   November   tahun
berjalan;dan      
C.penyesuaian      Upah      minimum      provinsi      pertama kali   dilakukan   oleh   gubernur   atau   penjabat gubernurpalinglambattanggal21November tahun berikutnya.
(2)PenetapanUpahminimumprovinsipertamakali sebagaimana   dimaksud    pada   ayat    (1)huruf   b, sebesar nilai Upah minimum provinsi induk.
8.Ketentuanayat(2)Pasal29diubah   sehinggaberbunyi sebagai berikut:


Pasal 29
(1)Upah       minimum    provinsi    ditetapkan      dengan Keputusan Gubernur dan diumumkan paling lambat tanggal   21   November    tahun   berjalan.
(2) Dalam   hal   tanggal    21   November   jatuh   pada hari   Minggu,hari   libur   nasional,atau   hari   libur resmi,Upah   minimum    provinsi   ditetapkan    dan diumumkan oleh gubernur atau penjabat gubernur 1(satu)hari sebelum hari Minggu,hari libur nasional, atau hari libur resmi.
(3)Upah   minimum   provinsi    sebagaimana   dimaksud padaayat(1)danayat(2)berlakuterhitungmulai tanggal 1 Januari tahun berikutnya.
(4)Pelaksanaan   ketentuan   sebagaimana   dimaksud pada ayat (1)dan ayat (2)tidak boleh bertentangan dengan   kebijakan      pengupahan      sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.
9.    KetentuanPasal30diubahsehinggaberbunyisebagai berikut:


Pasal 30
(1)Gubernur    dapat    menetapkan    Upah    minimum kabupaten/kota.
(2) Penetapan    Upah      minimum   kabupaten/kota sebagaimana    dimaksud    pada    ayat    (1)   dapat dilakukan bagi
a.kabupaten/kota    yang   belum    memiliki    Upah
minimum;
b.kabupaten/kota    yang    telah    memiliki    Upah
minimum;
c.kabupaten/kota   hasil   pemekaran;atau
d.kabupaten/kota    yang   telah    memiliki    Upah
minimum padaprovinsi hasilpemekaran.
10.Ketentuanayat(2)Pasal31diubahsehinggaberbunyi sebagai berikut:


Pasal 31
(1)Upahminimumkabupaten/kotaditetapkansetelah penetapan Upah minimum provinsi.
(2)Penetapan            Upah      minimum          kabupaten/kotasebagaimana    dimaksud    pada    ayat(1)dilakukan dalam   hal   hasil   penghitungan   Upah   minimum kabupaten/kotalebihtinggidariUpahminimum provinsi.
11.Di antara Pasal 31 dan Pasal 32 disisipkan 2 (dua)pasal, yakni Pasal 31A dan Pasal 31B sehinggaberbunyi sebagai berikut:


Pasal 31A
(1)Penetapan Upah minimum bagi kabupaten/kota yang belum   memiliki   Upah   minimum   sebagaimana dimaksuddalamPasal30ayat(2)hurufaharus memenuhi syarat tertentu.
(2)Syarat tertentusebagaimanadimaksud padaayat(1) yaitu:
a.rata-ratapertumbuhan   ekonomikabupaten/kota yang bersangkutan selama 3 (tiga)tahun terakhir dari data yang tersedia pada periode yang sama, lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan ekonomi provinsi;atau
b.nilai   pertumbuhan   ekonomi   dikurangi   inflasi kabupaten/kota    yang   bersangkutan   selama 3(tiga)tahunterakhirdaridatayangtersedia pada   periode   yang    sama,selalu    positif,dan    lebih tinggi dari nilai provinsi.
(3)Dalamhalsyarattertentusebagaimanadimaksud padaayat(2)tidakterpenuhi,gubernurtidakdapat menetapkanUpahminimumbagikabupaten/kota yang bersangkutan.
(4) Data pertumbuhan ekonomi dan inflasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)bersumber dari lembaga yang berwenang di bidang statistik.


Pasal 31B
(1)Penghitungan   Upah   minimum   bagi   kabupaten/kota yang       belum                      memiliki               Upah             minimum
kabupaten/kota   sebagaimana   dimaksud      dalam Pasal   30   ayat   (2)huruf   a,menggunakan    formula penghitungan Upah minimum.
(2) Formula penghitungan Upah minimum sebagaimana dimaksud padaayat(1)berdasarkan kondisiekonomi dan ketenagakerjaan yang memuat variabel:
a.paritas daya beli;
b.tingkatpenyerapantenagakerja;dan
c.median    Upah.
(3) Dataparitas   dayabeli,tingkatpenyerapantenaga kerja,dan median Upah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)bersumber dari lembaga yang berwenang di bidang statistik.
12.Ketentuan ayat (1)huruf a Pasal 32 diubah dan ketentuan Pasal32ayat(3)dihapus,sehinggaPasal32berbunyi sebagai berikut:


Pasal 32
(1)Penghitungan   Upah   minimum   bagi   kabupaten/kota yang       belum      memiliki      Upah      minimum kabupaten/kota   sebagaimana   dimaksud      dalam Pasal30ayat(2)huruf adilakukandengan tahapan sebagai berikut:
a.menghitung                  nilai    relatif    Upah      minimum
kabupaten/kota   terhadap   Upah      minimum
provinsi berdasarkan rasio paritas      daya beli,
dengan formula sebagai berikut:      
b.menghitung      nilai      relatif      Upah   minimum kabupaten/kota   terhadap   Upah      minimum provinsiberdasarkanrasiotingkatpenyerapan tenaga kerja,dengan formula sebagai berikut:
c.menghitung      nilai   relatif    Upah   minimumkabupaten/kota      terhadap   Upah   minimum provinsi berdasarkan rasio median Upah,dengan formula sebagai berikut:
d.menghitung      rata-rata       nilai   relatif    UMK sebagaimana   dimaksudpadahurufa,hurufb, dan huruf c,dengan formula sebagai berikut:
(2)Variabel paritas daya beli,tingkat penyerapan tenaga kerja,dan median Upah sebagaimana dimaksudpada ayat (1)masing-masing dihitung berdasarkan nilai rata-rata   3(tiga)tahun   terakhir   dari   data   yang tersedia pada periode yang sama.
(3)Dihapus.
13.Ketentuan Pasal 33 diubahsehingga berbunyisebagai berikut:


Pasal 33
(1)Penghitungan nilai Upah minimum kabupaten/kota dilakukan oleh dewan pengupahan kabupaten/kota sesuai dengan formula sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32.
(2)HasilpenghitunganUpahminimumkabupaten/kota sebagaimana   dimaksudpada   ayat   (1)disampaikan kepada bupati/wali kota.
(3) Dalam   hal    hasil   penghitungan   Upah   minimum kabupaten/kotasamaataulebihrendahdariUpah minimum   provinsi,bupati/wali   kota   tidak    dapat merekomendasikan      nilai      Upah      minimum kabupaten/kotakepadagubernur.
(4) Dalam   hal    hasil   penghitungan   Upah   minimum kabupaten/kota   lebih   tinggi   dari   Upahminimum provinsi,bupati/wali   kota   merekomendasikan   hasil penghitungan   Upah   minimum   kabupaten/kota kepada       gubernur         melalui      dinas      yang menyelenggarakanurusanpemerintahandibidang ketenagakerjaan provinsi.
Gubernur         menetapkan         Upah          minimumkabupaten/kota   berdasarkan    rekomendasi    dari bupati/wali ayat (4).
Dalamhal
kota   sebagaimana   dimaksud   pada hasilrekomendasibupati/walikota
sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (4)    tidak sesuai   formula   penghitungan   Upah   minimum, gubernur tidak dapat menetapkan Upah minimum kabupaten/kota.
14.Ketentuan   Pasal   34   diubah   sehingga   berbunyi   sebagai berikut:


Pasal 34
(1)Penetapan Upah minimum bagi kabupaten/kota yang telahmemilikiUpahminimumkabupaten/kota
sebagaimanadimaksuddalam      Pasal30ayat(2)
hurufb   dilakukan   dengan      penyesuaian   nilai
Upah minimum.      
(2)PenghitunganpenyesuaiannilaiUpahminimum kabupaten/kota      dilakukan      sesuai               formula
penghitungan      Upah   minimum   sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (4)dan penghitungan nilaipenyesuaianUpahminimumsebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (5)
(3)DalamhalnilaiUpahminimumkabupaten/kota tahun berjalan melebihi rata-rata konsumsi rumah tangga dibagi rata-rata banyaknya anggota rumah tangga    yang    bekerja    pada    kabupaten/kota,penghitungannilaipenyesuaianUpahminimum kabupaten/kota    sebagaimana   dimaksud    pada ayat(2)dilakukansesuaiketentuansebagaimana dimaksud dalamPasal 26A ayat (1).
(4)PenghitunganpenyesuaiannilaiUpahminimum kabupaten/kota dilakukan oleh dewan pengupahan kabupaten/kota.
(5)Hasil    penghitungan   penyesuaian    nilai   Upah minimum kabupaten/kota sebagaimana dimaksud padaayat(2)danayat(3)disampaikankepada bupati/wali kota untuk direkomendasikan kepada gubernur   melalui   dinas   yang   menyelenggarakan urusan   pemerintahan   di   bidang   ketenagakerjaan provinsi.
15.DiantaraPasal34danPasal35disisipkan3(tiga)pasal, yakni   Pasal   34A,Pasal   34B,dan   Pasal   34C   sehingga berbunyi sebagai berikut:


Pasal 34A
(1)Gubernur meminta saran dan pertimbangan dewan pengupahanprovinsidalammenetapkanUpah minimum kabupaten/kota yang direkomendasikan oleh bupati/wali kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (5).
(2)Dalam   hal    Upah   minimum   kabupaten/kota   yang direkomendasikan oleh bupati/wali kota tidak sesuai formulapenghitunganUpahminimum,gubernur:
a.menetapkan   Upah   minimum   kabupaten/kota yang nilainya sesuai dengan nilai Upah minimum kabupaten/kota tahun berjalan;atau
b.menetapkan Upah minimum kabupaten/kota:
1)bagi   daerah   yang   nilai   Upah   minimumkabupaten/kota pada tahun berjalan belum melebihi rata-rata konsumsi rumah tangga dibagi rata-rata banyaknya anggota rumah tangga yang bekerja pada kabupaten/kota, Upah minimum kabupaten/kota ditetapkan berdasarkan          formula         penghitunganUpah   minimum   sebagaimana   dimaksuddalam Pasal26 ayat(4)dan penghitungan nilai penyesuaian Upah minimumsebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (5);atau
2)bagi    daerah    yang    nilai    Upah    minimum kabupaten/kota pada tahun berjalan melebihi rata-rata   konsumsi   rumah   tangga    dibagi rata-rata               banyaknya               anggota                rumah tangga   yang   bekerja   pada   kabupaten/kota, Upah   minimum   kabupaten/kota   ditetapkan berdasarkan         formula          penghitungan Upah    minimum    sebagaimana      dimaksud dalam Pasal26 ayat(4)dan penghitungan nilai penyesuaian   Upah   minimum    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26A ayat (1).


Pasal 34B
Upah minimum bagi kabupaten/kota hasil pemekaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2)hurufc, untuk pertama kaliberlaku:
a.   Upahminimumkabupaten/kotainduk;atau
b.Upah   minimum   provinsi,jika   tidak   terdapat
Upah minimum kabupaten/kota induk.


Pasal 34C
Upah minimum bagi kabupaten/kota yang telahmemiliki Upah   minimum   pada   provinsi   hasil   pemekaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2)huruf d, untukpertamakalimenggunakanUpahminimum kabupaten/kota sebelumpemekaran provinsi.
16.Ketentuan Pasal35ayat(1)dihapussertaayat(3)dan ayat(5)Pasal35diubah,sehinggaPasal35berbunyi sebagai berikut


Pasal   35
(1)Dihapus
(2)Upah minimum kabupaten/kota ditetapkan dengan Keputusan Gubernur dan diumumkan paling lambat padatanggal30Novembertahunberjalan.
(3)Dalam      hal      tanggal      30      November      jatuh      pada hariMinggu,hariliburnasional,atauharilibur resmi,Upahminimumkabupaten/kotaditetapkan dan   diumumkan   oleh   gubernur   atau   penjabat gubernur   1   (satu)hari    sebelum   hari   Minggu, hari liburnasional,atau hari liburresmi.
(4)Upah    minimum    kabupaten/kota   sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dan ayat (3)berlakuterhitung mulai tanggal 1 Januari tahun berikutnya.
(5)Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2)dan ayat (3)tidak boleh bertentangan dengan
kebijakan   pengupahan    sebagaimana   dimaksud
dalam Pasal 4.
17.Setelah    huruf   c    ayat    (2)Pasal    71    ditambahkan 1 (satu)huruf,yakni hurufd dan setelah huruf b ayat (3)Pasal   71   ditambahkan    1(satu)huruf,yakni   huruf   c sehingga   berbunyi   sebagai   berikut:


Pasal 71
(1)Dewan pengupahan nasional bertugas memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemerintah Pusat dalam rangka:
a.perumusan   kebijakan   pengupahan;dan
b.    penyusunan      dan      pengembangan   sistem
pengupahan.
(2)Dewanpengupahanprovinsibertugasmemberikan sarandanpertimbangan   kepadagubernurdalam rangka:
a.penetapanUpahminimumprovinsi;
b.penetapanUpahminimumkabupaten/kotabagi kabupaten/kota yang mengusulkan;
C.      penyiapan   bahan   perumusanpengembangan sistempengupahan;dan
d.penerapanUpahminimum   serta   struktur   dan         skala Upah di Perusahaan padatingkat provinsi. (3)Dewan      pengupahan      kabupaten/kota      bertugas memberikan    saran    dan    pertimbangan    kepada
bupati/wali kota dalam rangka:
a.pengusulanUpahminimumkabupaten/kota;
b.penyiapan    bahan    perumusan    pengembangan
sistempengupahan;dan
C.          penerapanUpahminimumsertastrukturdan skala    Upah    di    Perusahaan    pada    tingkat kabupaten/kota.
18.Di antara BAB XIII dan BAB XIV disisipkan 1 (satu)bab, yakni BAB XIIIA sehinggaberbunyi sebagai berikut:

BAB XIIIA
KETENTUAN    LAIN-LAIN
19.Di         antara         Pasal   81       dan          Pasal   82       disisipkan
3 (tiga)pasal,yakni Pasal 81A,Pasal 81B,dan Pasal 81C sehinggaberbunyi sebagai berikut:
Pasal 81A
(1)Upah minimum Ibu Kota Nusantara ditetapkan oleh Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara setelah penetapan pemindahan Ibu Kota Negara.
(2)   UpahminimumIbuKotaNusantarasebagaimana dimaksud    pada   ayat   (1),    ditetapkan   dengan Keputusan Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara dan diumumkanpalinglambattanggal21November tahun berjalan.
(3)UpahminimumIbuKotaNusantarasebagaimana dimaksudpadaayat(2),berlakuterhitungmulai tanggal 1 Januari tahun berikutnya.
(4)Setelah    penetapan    Upah    minimum   Ibu    Kota Nusantarasebagaimanadimaksudpadaayat(2), penetapan Upah minimum Ibu Kota Nusantara tahun berikutnya   dilakukan   dengan   penyesuaian   nilai Upah minimum


Pasal 81B
(1)Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara dalam melakukan penetapan dan penyesuaian Upah minimum Ibu Kota Nusantara dapat berkoordinasi dengan kementerian yangmenyelenggarakanurusanpemerintahandi bidang ketenagakerjaan dan/atau pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Timur.
(2)Koordinasisebagaimanadimaksudpadaayat(1) dilakukan dalam hal belum tersedianya:
a.data   yang   digunakan   untuk   penetapan   dan
penyesuaian Upahminimum;dan/atau
b.lembagayangdiperlukandalampenetapandan penyesuaian Upah minimum.
(3) Datadanlembagasebagaimanadimaksudpada ayat (2)wajib tersedia paling lama 3 (tiga)tahun sejak penetapan pemindahan Ibu Kota Negara.
(4)Dalam hal data dan lembaga sebagaimana dimaksud pada    ayat(2)   telah   tersedia,penyesuaian
Upah minimum Ibu Kota Nusantaradilaksanakan sesuai    dengan    ketentuan    mengenai   penetapan Upah minimum provinsi sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah ini.
Pasal 81C
SetelahpenetapanpemindahanIbuKotaNegaradan sebelumUpahminimumIbuKotaNusantaramulai berlaku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81A,untuk pertama kali Upah minimum yang berlaku di Ibu Kota NusantarasesuaidenganUpahminimumKabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara yangditetapkanolehGubernurProvinsiKalimantan Timur.

Pasal II
Peraturan   Pemerintah    ini   mulai    berlaku   pada    tanggal diundangkan.
Agar    setiap   orang   mengetahuinya,   memerintahkan pengundangan   Peraturan       Pemerintah      ini       dengan    penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
padatanggal   10November2023
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
JOKOWIDODO

Diundangkan di Jakarta
padatanggal   10November2023
MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
PRATIKNO
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2023 NOMOR 146

Salinan   sesuai   dengan   aslinya
KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
DeputiBidang Perundang-undangan dan SFKR₆Administrasi   Hukum,

SK No 187403 A

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
PENJELASAN ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR51TAHUN2023
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 36 TAHUN 2021 TENTANG PENGUPAHAN

I.    UMUM
Pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan,salah satunya untuk mewujudkan   hubungan      industrial      yang      harmonis,dinamis,dan berkeadilan.Kebijakan   pengupahan    tersebut   antara    lain    mencakup kebijakanpenetapanUpahminimumolehgubernursetiaptahundan kebijakanpenyusunan   danpenerapan   struktur   dan   skala   Upah   di Perusahaan
Berlakunya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja Menjadi Undang-Undang,telah mengubah beberapa ketentuan pengupahan khususnya yang terkait dengan Upah minimum. Perubahan pokokdalamketentuanUpahminimumtersebutmengenai formula    yang   digunakan   untuk    menghitung   Upah    minimum. Undang-Undang   Nomor   6   Tahun   2023   mengatur   bahwa   formula penghitungan Upah minimum mempertimbangkan variabel pertumbuhan ekonomi,inflasi,dan indeks tertentu.Ketiga variabel tersebut dimaksudkan untuk dapat menjaga daya beli Pekerja/Buruh dan di sisi lain juga dapat memberikan peluang bagi dunia usaha agar tetapmempunyai daya saing.
Adapun pemberlakuan Upah minimum diatur bahwa pada dasarnya berlaku bagi Pekerja/Buruh dengan masa kerja kurang dari1 (satu)tahun pada    Perusahaan   yang   bersangkutan.Namun   demikian,ketentuan tersebut tidak dimaksudkan menutup peluang bagi Pekerja/Buruh dengan masa kerja kurang dari 1 (satu)tahun yang memiliki kualifikasi tertentu yangdisyaratkandalam   suatupekerjaan/jabatan,untukmendapatkan Upah di atas Upah minimum.
Selainhal-haltersebutdiatas,dalamperkembangansaatinidan seiring   dengan   adanya   pembentukan   daerah-daerah   baru   karena pemekarantermasukterbentuknyaIbuKotaNusantarasertauntuk mengakomodir daerah-daerah yang belum memiliki Upah minimum dan akan   menetapkan   Upah    minimum   maka   perlu    adanya   peraturan perundang-undangan    yang   menjadi    landasan   hukum   kebijakan
pemerintah   dalam   melakukan            penghitungan,penetapan,    dan
pemberlakuan Upah minimum di daerah-daerah tersebut.

Kebijakan pengupahan yang telah ditetapkan oleh pemerintah,dalam implementasinya perlu mendapat dukungan dari dewan pengupahan di daerah,baik yang terkait dengan Upah minimum maupun struktur dan skalaUpah.Olehkarenaitu,upayapenguatandewanpengupahandi daerah   dengan   menambahkan   kewenangannya   menjadi   penting,yaitu   tidak hanya terkait dengan Upah minimum tetapi jugamengenai pelaksanaan struktur dan skala Upah.
Berdasarkanhal-haltersebut   diatas,perludilakukanperubahan terhadapsebagianketentuanyangadadalamPeraturanPemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan.Tujuan perubahan Peraturan Pemerintah tersebut diarahkan untuk:1)memberikan penghargaan bagi Pekerja/Buruh atas kontribusinya terhadappertumbuhan ekonomi pada wilayah yang bersangkutan;2)menjaga daya beli Pekerja/Buruh yang pada akhirnyadapatmenyerapbarangdanjasayangdiproduksioleh Pengusaha;3)memberikankepastiankenaikanUpahminimumbagi Perusahaan,sehingga   dapat   terjamin    kelangsungan    bekerja   bagi Pekerja/Buruh;dan 4)mewujudkan iklim usaha yang kompetitif untuk mendorong   pertumbuhan      ekonomi.Berkaitan      dengan      tujuan tersebut   maka    ruang   lingkup    perubahan    Peraturan   Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 ini mencakupperubahan atas ketentuan mengenai formulapenghitunganUpahminimum,penetapandanpemberlakuan Upah minimum,sertapenguatan peran dewan pengupahan di daerah.

II. PASALDEMIPASAL Pasal I
Angka1
Pasal 24
Ayat(1)
Cukupjelas.
Ayat (1a)
Yangdimaksuddengan“kualifikasitertentu”,antara lain      pendidikan,kompetensi,dan       pengalaman       kerja yang dipersyaratkan untuk melaksanakan pekerjaan atau    jabatan,dan/atau   persyaratan   lain   yang
dibutuhkan oleh Perusahaan.
Ayat (2)
Cukupjelas.

Angka2
Pasal 25
Cukup jelas.

Angka 3
Pasal 26
Ayat(1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Yang dimaksud dengan“UM(t+1)”adalahUpah minimum yang akan ditetapkan.
Yang dimaksud dengan“UM(t”adalah Upah minimum tahun berjalan.
Yang dimaksud dengan“Nilai Penyesuaian UM(t+1)” adalah nilai penyesuaian Upah minimum yangakan
ditetapkan
Ayat (5)
Yang dimaksud dengan“inflasi”adalah inflasi provinsi yang dihitung dari perubahan indeks harga konsumen periodeSeptembertahunberjalanterhadapindeks harga konsumen periode September tahun sebelumnya (dalam persen).
Yang   dimaksud   dengan   “PE”adalah   pertumbuhan ekonomiyaitu:
a.   bagi   provinsi,dihitung   dariperubahanproduk domestik regional bruto harga konstan provinsi kuartal I,kuartal II,kuartal III tahun berjalan,dan kuartal   IV   pada   tahun   sebelumnya   terhadap produkdomestikregionalbrutohargakonstan provinsi      kuartal      I,kuartal      Ⅱ,kuartal      II tahunsebelumnya,dankuartalIVpada2(dua) tahun sebelumnya (dalam persen).
b.   bagi   kabupaten/kota,dihitung   dari   perubahan produkdomestikregionalbrutohargakonstan kabupaten/kota    tahun   sebelumnya    terhadap produkdomestikregionalbrutohargakonstan kabupaten/kota 2 (dua)tahun sebelumnya (dalam persen).
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Huruf a
Yang dimaksud dengan“tingkat penyerapan tenaga kerja”adalahhitungan pengurangan angka 1 (satu) dengan   tingkat   pengangguran   terbuka   pada provinsi atau kabupaten/kota yang dihitung dari survei angkatankerjanasional padabulan Agustus paling lama 3 (tiga)tahun terakhir dari data yang tersedia.
Hurufb
Yangdimaksuddengan“rata-rataUpah”adalah rata-rata   Upah      Pekerja/Buruh   di      luarpenyelenggara    negara    pada    provinsi    atau kabupaten/kota    yang    dihitung    dari    survei angkatankerjanasional padabulan Agustus paling lama 3(tiga)tahun terakhir dari data yang tersedia. Yangdimaksuddengan“medianUpah”adalah median UpahPekerja/Buruh di luar penyelenggara negara pada provinsi atau kabupaten/kota yang dihitung dari survei angkatankerja nasional pada bulan Agustus paling lama 3 (tiga)tahun terakhir dari data yang tersedia.
Ayat (8)
Cukup jelas.
Ayat (9)
Cukup jelas
Ayat (10)
Cukup jelas.

Angka   4
Pasal   26A
Ayat (1)
Yangdimaksuddengan“rata-ratakonsumsirumah tangga”adalahperkalianantararata-ratakonsumsi perkapitaperbulandenganrata-ratabanyaknya anggotarumah tangga yang dihitung dari survei sosial ekonominasionalbulan Maret setiaptahunnya.
Yang dimaksud dengan“rata-rata banyaknya anggota rumahtanggayangbekerjapadaprovinsiatau kabupaten/kota”adalahrata-ratabanyaknyaorang yang bekerja per rumah tangga di tingkat provinsi atau kabupaten/kotayangdihitungdari   survei   sosial ekonominasionalbulan Maret setiaptahunnya.
Dalam ketentuan ini,rata-rata konsumsi rumah tangga dan rata-rata banyaknya anggota rumah tangga yang bekerja pada provinsi digunakan untuk penghitungan Upah minimum provinsi.
Dalam ketentuan ini,rata-rata konsumsi rumah tangga dan rata-rata banyaknya anggota rumah tangga yang bekerja    pada   kabupaten/kota    digunakan    untuk penghitungan Upah minimum kabupaten/kota.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.

Pasal 26B
Dalam ketentuan ini dibulatkan ke atas hingga satu satuan rupiah,contohnya:
a.Rp2.950.935,56(duajuta   sembilanratuslimapuluh ribu sembilan ratus tiga puluh lima rupiah lima puluh enam sen)dibulatkan ke atas menjadiRp2.950.936 (dua juta sembilan ratus lima puluh ribu sembilan ratus tiga puluh enam rupiah).
b.    Rp2.950.935,12(dua jutasembilanratuslimapuluh ribu sembilan ratus tiga puluh lima rupiah dua belas sen)dibulatkan ke atas menjadi Rp2.950.936 (dua juta sembilanratuslimapuluhribusembilanratustiga puluh enam rupiah).


Angka 5
Pasal 27
Ayat (1)
Cukupjelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat   (4)
Yang         dimaksud          dengan“rata-rata         konsumsi         rumah tangga”adalah         perkalian          antara         rata-rata          konsumsi per       kapita       per       bulan      dengan       rata-rata       banyaknya anggota    rumah   tangga   di   tingkat    provinsi   yang   dihitung dari       survei       sosial       ekonomi       nasional       bulan      Maret
setiap         tahunnya.
Yang      dimaksud      dengan“rata-rata         banyaknya      anggota rumah      tangga      yang      bekerja      pada      provinsi”adalah rata-rata      banyaknya      orang      bekerja      per      rumah      tangga di   tingkat   provinsi   yang   dihitung   dari      survei   ekonomi nasional   bulan   Maret   setiap   tahunnya.
Dalam      ketentuan       ini,rata-rata       konsumsi      rumah       tangga dan      rata-rata      banyaknya      anggota      rumah       tangga      yang bekerja      pada      provinsi      digunakan      untuk      penghitungan Upah      minimum      provinsi.


Angka    6
Pasal      28   Cukup
Angka    7
Pasal   28A Cukup
Angka    8
Pasal   29
Cukup
jelas.
jelas.
jelas.
Angka    9
Pasal   30
Ayat   (1)
Cukup      jelas.
Ayat(2)
Huruf    a
Yang      dimaksud      dengan      “kabupaten/kota      yang belum         memiliki          Upah          minimum”          adalah
kabupaten/kota      yang      belum      pernah      menetapkan Upah      minimum      atau      kabupaten/kota      yang      padatahun-tahun            sebelumnya            pernah            menetapkan Upah   minimum   akan   tetapi   pada   tahun   berikutnya tidak       menetapkan       Upah       minimum       akibat       tidak memenuhi      syarat      tertentu,akan      tetapi      pada      tahun berjalan            kabupaten/kota             yang            bersangkutan memenuhi          syarat          untuk          menetapkan         Upah minimum.
Huruf    b
Cukup    jelas.
Huruf   c
Yang      dimaksud      dengan      “kabupaten/kota      hasil
pemekaran”            adalah                  kabupaten/kota       yang
dilakukan      pemekaran         sesuai         dengan         ketentuan
peraturan                  perundang-undangan.
Huruf    d
Yang          dimaksud          dengan“kabupaten/kota         yang telah    memiliki    Upah    minimum    pada    provinsi    hasil pemekaran”adalah          kabupaten/kota          yang          telah memiliki       Upah       minimum       kabupaten/kota       pada provinsi         induk,         yang         kemudian         secara
administratif      ikut       tergabung       ke       dalam       provinsi hasil         pemekaran.

Angka    10
Pasal    31
Cukup   jelas.
Angka    11
Pasal   31A
Cukup    jelas.

Pasal   31B
Ayat(1)
Cukup   jelas Ayat(2)
Huruf   a
Cukup   jelas.
Huruf    b
Yang   dimaksud   dengan“tingkat   penyerapan      tenaga kerja”adalah   hitungan   pengurangan   angka   1      (satu) dengan      tingkat      pengangguran      terbuka      pada provinsi   atau   kabupaten/kota   yang   dihitung   dari survei    angkatan    kerja    nasional    pada    bulan    Agustus paling    lama    3    (tiga)tahun    terakhir    dari    data    yang tersedia.
Huruf    c
Yang          dimaksud          dengan“median          Upah”adalah median      Upah      Pekerja/Buruh      diluar      penyelenggaranegara      pada      provinsi      atau      kabupaten/kota      yang dihitung    dari    survei    angkatan    kerja   nasional    pada bulan    Agustus    paling    lama    3    (tiga)tahun    terakhir dari    data    yang    tersedia.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Angka12
Pasal 32
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “UMK(F1)”adalah nilai
Upah      minimum                     kabupaten/kota      dengan
mempertimbangkan faktor paritas daya beli.UMK merupakan   singkatan   dari   Upah    minimum kabupaten/kota.
Yangdimaksuddengan“PPPKab/Kota”adalah rata-rata paritas daya beli 3 (tiga)tahun terakhir pada   kabupaten/kota   yang   bersangkutan.PPP merupakansingkatandaripurchasingpower
parity.
Yang dimaksud dengan“PPP Provinsi”adalah rata- rata paritas daya beli 3 (tiga)tahun terakhir pada provinsi yang bersangkutan.
Yang dimaksud dengan “UMP(t)”adalah Upah minimum   provinsi    tahun   berjalan.    UMP merupakan   singkatan   dari    Upah   Minimum Provinsi.
Hurufb
Yang dimaksud dengan“UMK(F2)”adalah nilai Upah   minimum      kabupaten/kota       dengan mempertimbangkanfaktortingkatpenyerapan tenagakerja.
Yang dimaksud dengan“1-TPT Kab/Kota”adalah rata-rata    tingkat    penyerapan    tenaga    kerja 3 (tiga)tahun terakhir pada kabupaten/kota yang bersangkutan.TPT   merupakan   singkatan   dari Tingkat Pengangguran Terbuka.
Yang dimaksud dengan“1-TPT Provinsi”adalahrata-rata    tingkat   penyerapan    tenaga    kerja 3   (tiga)tahun   terakhir   pada    provinsi   yangbersangkutan.
Yangdimaksuddengan“UMP(t)”adalahUpah minimum provinsitahun berjalan.
Huruf c
Yang dimaksud dengan“UMK(F3)”adalah nilai Upah       minimum         kabupaten/kota      dengan mempertimbangkan          faktor      median                  UpahPekerja/Buruh   di   luar   penyelenggara   negara.
Yang dimaksud dengan“Median Upah Kab/Kota” adalah rata-rata median Upah Pekerja/Buruh di luar penyelenggara negara 3 (tiga)tahun terakhir pada kabupaten/kota yang bersangkutan.
Yang dimaksud dengan“Median Upah Provinsi” adalah rata-rata median Upah Pekerja/Buruh di luar penyelenggara negara 3 (tiga)tahun terakhir padaprovinsi yang bersangkutan.
Yang dimaksud dengan “UMP(t)”adalah Upah minimum provinsitahun berjalan.
Huruf d
Yang dimaksud dengan“UMK(t+1)”adalah nilai Upah   minimum   kabupaten/kota   yang    akan ditetapkan
Yangdimaksuddengan“UMK(F1”adalahnilai
Upah         minimum                        kabupaten/kota      dengan
mempertimbangkan faktor paritas daya beli.
Yang dimaksud dengan“UMK(F2)”adalah nilai Upah      minimum   kabupaten/kota   denganmempertimbangkanfaktortingkatpenyerapan tenagakerja.
Yang dimaksud dengan“UMK(F3)”adalah nilai Upah   minimum         kabupaten/kota       dengan   mempertimbangkan      faktor      median      Upah Pekerja/Buruh di luar penyelenggara negara.
Ayat (2)
Cukup jelas. Ayat (3)
Dihapus.


Angka13
Pasal33
Cukup jelas.
Angka14
Pasal34
Ayat (1)
Cukup jelas. Ayat (2)
Cukup jelas. Ayat (3)
Yangdimaksuddengan“rata-ratakonsumsirumah tangga”adalah   perkalian   antara   rata-rata      konsumsi perkapitaperbulandenganrata-ratabanyaknya anggota rumah tangga di tingkat kabupaten/kota yang dihitung    dari    survei    sosial    ekonomi    nasional bulan Maret setiaptahunnya.
Yang dimaksud dengan“rata-rata banyaknya anggotarumahtanggayangbekerjapadakabupaten/kota” adalah rata-rata banyaknya orang bekerja per rumahtangga di tingkat kabupaten/kota yang dihitung darisurveisosialekonominasionalbulanMaretsetiaptahunnya.
Dalam ketentuan ini,rata-rata konsumsi rumah tangga dan rata-rata banyaknya anggota rumah tangga yang bekerja    pada   kabupaten/kota    digunakan    untuk penghitungan Upah minimum kabupaten/kota.
Ayat (4)
Cukup jelas. Ayat (5)
Cukup jelas.
Angka 15
Pasal 34A
Cukup jelas.
Pasal 34B
Cukup jelas.
Pasal 34C
Cukup jelas.

Angka16
Pasal 35
Cukup jelas.

Angka17
Pasal 71
Ayat (1)
Dalamrangkamemberikansarandanpertimbangan kepada pemerintah,dewan pengupahan nasional dapat melakukanberbagaikegiatansepertikajian,analisis, koordinasi,dan kerja sama dengan pihak terkait.
Ayat (2)
Dalamrangkamemberikansarandanpertimbangan kepadagubernur,dewanpengupahanprovinsi   dapat melakukanberbagaikegiatansepertikajian,analisis, koordinasi,dan kerja sama dengan pihak terkait.
Ayat (3)
Dalamrangkamemberikansarandanpertimbangan kepada    bupati/wali   kota,   dewan   pengupahankabupaten/kotadapatmelakukanberbagai   kegiatan seperti    kajian,analisis,koordinasi,dan   kerja   sama dengan pihak terkait.


Angka 18
Cukup jelas.

Angka 19
Pasal 81A
Cukup jelas.
Pasal 81B
Cukup jelas.
Pasal   81C
Cukup jelas.

Pasal II
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6899

SK No 187414 A
页: [1]
查看完整版本: 印度尼西亚 2021年第36号政府令《工资支付规定》(2023年51号修订)