繁星追梦 发表于 2024-11-28 17:33:11

印度尼西亚《2023年第49号政府条例:关于2015年第44号政府条例第二次修正案,关于实施工伤保险和死亡保险计划》

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

SALINAN   

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 49 TAHUN 2023
TENTANG

PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 44
TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN
KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang
a.    bahwauntuk memberikan jaminan sosial yang dapat
meningkatkan perlindunganterhadappekerja/buruh dari    risiko    sosial    ekonomi,baik    pada   saat   bekerja maupunsaatterjadipemutusanataupengakhiran hubungan kerja,telah dikembangkan jaminan sosial berupa program jaminan kehilangan pekerjaan yang bersifat asuransi sosialberdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan PemerintahPenggantiUndang-UndangNomor2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja Menjadi Undang- Undang;
b.bahwauntukmendukungpenyelenggaraanprogram jaminankehilanganpekerjaandanmeningkatkan pendayagunaan iuran jaminan kecelakaan kerja danjaminan         kematian,perlu         dilakukan         rekomposisi terhadap   iuran   jaminan   kecelakaan   kerja   dan jaminan kematian yang pelaksanaannya disesuaikan dengan ketentuan Pasal 46E ayat(1)hurufb Undang- UndangNomor40Tahun2004tentangSistem Jaminan    Sosial    Nasional   sebagaimana   telah    diubah denganUndang-UndangNomor6Tahun2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja   Menjadi   Undang-Undang;
c.      bahwa    dalam    rangka    meningkatkan    kepastian perlindungan    terhadap    peserta,perlu   dilakukan penyesuaian    pengaturan   terhadap   kepesertaan, pemberianmanfaatpadadugaankecelakaankerja dan   dugaan   penyakit   akibat   kerja,pelaporan,serta kegiatan      promotif      dan      preventif       dalam penyelenggaraan program jaminan kecelakaan kerja danjaminan kematian;
d.      bahwa    berdasarkan    pertimbangan   sebagaimana dimaksuddalamhuruf a,huruf b,danhuruf c,perlu menetapkan       Peraturan      Pemerintah       tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor
44Tahun2015tentangPenyelenggaraanProgram Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian;

Mengingat
1.      Pasal   5    ayat   (2)Undang-Undang   Dasar   Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2.      Undang-Undang   Nomor   40Tahun2004tentang Sistem JaminanSosial Nasional (Lembaran Negara Republik   Indonesia   Tahun    2004   Nomor   150,TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesia Nomor   4456)sebagaimana    telah   diubah    dengan Undang-Undang   Nomor   6   Tahun   2023   tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia    Tahun   2023   Nomor       41,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 6856);
3.      Undang-Undang   Nomor   24   Tahun   2011tentang BadanPenyelenggaraJaminan   Sosial   (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116,TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesia Nomor   5256)sebagaimana   telah    diubah    dengan Undang-Undang   Nomor   6   Tahun   2023   tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia    Tahun   2023    Nomor   41,Tambahan
Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 6856);
4.    Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian (Lembaran Negara Republik Indonesia   Tahun   2015Nomor   154,Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5714) sebagaimana    telah   diubah   dengan   Peraturan
Pemerintah          Nomor    82         Tahun   2019       tentang
PerubahanatasPeraturanPemerintahNomor44 Tahun   2015   tentang   Penyelenggaraan   Program JaminanKecelakaanKerjadanJaminanKematian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor231,TambahanLembaran NegaraRepublik IndonesiaNomor 6427);

MEMUTUSKAN:
PERATURAN   PEMERINTAH      TENTANG   PERUBAHAN
KEDUA   ATAS   PERATURAN   PEMERINTAH   NOMOR   44 TAHUN2015TENTANGPENYELENGGARAANPROGRAM JAMINAN       KECELAKAAN      KERJA      DAN      JAMINAN KEMATIAN.

Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 44   Tahun   2015   tentang    Penyelenggaraan    ProgramJaminan   Kecelakaan    Kerja    dan   Jaminan   Kematian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor154,TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesia Nomor 5714)sebagaimana telah diubah dengan Peraturan PemerintahNomor82Tahun2019tentangPerubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan    Program   Jaminan    Kecelakaan    Kerja   dan Jaminan Kematian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2019Nomor231,TambahanLembaranNegara Republik IndonesiaNomor 6427),diubah sebagai berikut:

1.Ketentuanayat(2)Pasal2diubahdanditambahkan 1 (satu)ayat,yakni ayat (3)sehingga Pasal 2 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 2
(1)ProgramJKKdanJKMdiselenggarakanoleh BPJS    Ketenagakerjaan.
(2)Program JKK dan JKM bagiPekerja yang bekerja padapenyelenggara negara yang berstatus calon pegawainegeri   sipil,pegawainegeri   sipil,pegawai pemerintah   dengan   perjanjian   kerja,prajurit Tentara    Nasional   Indonesia,anggota   Kepolisian Negara   Republik   Indonesia,pejabat   negara, prajurit siswa Tentara Nasional Indonesia,dan peserta      didik      Kepolisian      Negara      Republik Indonesia    diselenggarakan   sesuai    dengan ketentuan    yang    diatur    dengan    Peraturan Pemerintah tersendiri.
(3)ProgramJKKdanJKMbagiPekerjayangbekerja pada   penyelenggara   negara   selain   Pekerja sebagaimana   dimaksud   pada      ayat    (2) diselenggarakanolehBPJSKetenagakerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
2.Ketentuan Pasal 5 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 5
(1)Peserta program JKK dan JKM terdiri atas:
a.    Peserta penerima Upah yang bekerja pada penyelenggara    negara    sesuai    dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b.PesertapenerimaUpahyangbekerjapada Pemberi   Kerja   selain   penyelenggara   negara; dan
c.PesertabukanpenerimaUpah.
(2)Peserta   penerima   Upah   yang   bekerja   pada Pemberi   Kerja   selain   penyelenggara   negara sebagaimanadimaksudpadaayat(1)hurufb meliputi:
a.Pekerja   pada   perusahaan;
b.Pekerjapada   orangperseorangan;dan
c.orang asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam)bulan.
(3) Peserta bukan penerima Upah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf c meliputi:
a.Pemberi Kerjaselain penyelenggara negara;
b.PekerjadiluarhubungankerjaatauPekerja mandiri;dan
c.Pekerjayangtidaktermasukhurufbyang bukan penerima Upah.
3.DiantaraPasal   16danPasal   17disisipkan   1(satu) pasal,yakniPasal   16Asehinggaberbunyisebagai berikut:

Pasal 16A
(1)IuranJKKsebagaimanadimaksuddalamPasal 16ayat(1)direkomposisiuntukIuranjaminankehilanganpekerjaansebesar0,14%(nolkoma empat belas persen),sehingga Iuran JKK untuk setiapkelompok tingkat risiko menjadi:
a.      tingkat risiko sangat rendah sebesar 0,10% (nol    koma    sepuluh    persen)dari    Upah sebulan;
b.tingkat    risiko    rendah    sebesar    0,40%(nol koma    empat    puluh    persen)dari    Upah sebulan;
c.tingkat   risiko   sedang   sebesar   0,75%_(nol komatujuhpuluhlimapersen)dariUpah sebulan;
d.tingkat    risiko    tinggi    sebesar    1,13%(satu koma tiga belas persen)dari Upah sebulan; dan
e.      tingkat risiko sangat tinggi sebesar1,60% (satu komaenam puluh persen)dariUpah sebulan
(2)   Besaran Iuran JKK sebagaimana dimaksud pada ayat(1)berlakuuntukPesertapenerimaUpah yang wajib dan telah terdaftarsebagai Peserta dalam program jaminan kehilangan pekerjaan.
(3)   Besaran   Iuran   JKK   sebagaimana   dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1)tidak direkomposisi dan tetap berlaku bagi:
a.      Peserta penerima Upah yang tidak terdaftar sebagaiPesertadalamprogramjaminan kehilanganpekerjaan;atau
b.      Peserta    penerima    Upah   yang    masih tertunggakIurannyaolehPemberiKerja selain penyelenggara negara sampai dengan diundangkannyaPeraturanPemerintahini dan belum dibayarkan lunas kepada BPJS Ketenagakerjaan.
4.DiantaraPasal18danPasal19disisipkan1(satu) pasal,yakniPasal   18Asehinggaberbunyisebagai berikut:

Pasal 18A
(1)   IuranJKM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18ayat(1)direkomposisiuntukIuranjaminan kehilangan pekerjaansebesar 0,10%(nol komasepuluhpersen),sehinggaIuranJKMmenjadi 0,20%(nol   koma   dua   puluh   persen)dari   Upah sebulan.
(2)Besaran Iuran JKM sebagaimana dimaksud pada ayat(1)berlakuuntukPesertapenerimaUpah yang wajib dan telah terdaftarsebagai Peserta dalam program jaminan kehilangan pekerjaan.
(3)   Besaran   Iuran   JKM   sebagaimana   dimaksud dalam    Pasal    18    ayat    (1)tidak    direkomposisi    dan tetap berlaku bagi:
a.   Peserta penerima Upah yang tidak terdaftar sebagaiPesertadalamprogramjaminan kehilanganpekerjaan;atau
b.      Peserta    penerima    Upah    yang   masih tertunggakIurannyaolehPemberiKerja selain penyelenggara negara sampai dengan diundangkannyaPeraturanPemerintahini dan belum dibayarkan lunas kepada BPJS Ketenagakerjaan.

5.    DiantaraPasal 25dan Pasal 26 disisipkan 2 (dua) pasal,yakniPasal25AdanPasal25B   sehingga berbunyi sebagai berikut:


Pasal 25A


(1)      Pelayanan kesehatan untuk dugaan Kecelakaan Kerjasebelummendapatkankesimpulan   atau penetapan status sebagai Kecelakaan Kerja atau bukan Kecelakaan Kerja dijamin terlebih dahulu oleh BPJS Ketenagakerjaan.
(2)      Penjaminanpelayanan   kesehatanatasdugaan Kecelakaan Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan sampai dengan status dugaanKecelakaanKerjadisimpulkanatauditetapkan sebagai Kecelakaan Kerja.
(3)      Penyimpulan atau penetapan status Kecelakaan KerjaataubukanKecelakaanKerjadilakukan palinglama30(tigapuluh)hari   sejaklaporan tahap I diterima oleh BPJS Ketenagakerjaan.
(4)      Pelayanan kesehatan untuk Peserta atas dugaan Kecelakaan Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dapat dilakukan pada fasilitas pelayanan kesehatanyangbekerjasamaatauyangtidak bekerja   samadenganBPJSKetenagakerjaan dan/atauBadanPenyelenggaraJaminanSosial Kesehatansesuaidenganketentuanperaturan perundang-undangan.
(5)Dalam      hhal          dugaan            Kecelakaan            Kerja
sebagaimana    dimaksud   pada    ayat    (1)telah disimpulkan   atau      ditetapkan      merupakanKecelakaan   Kerja,    semua    biaya    pelayanan kesehatan            menjadi         manfaat         JKK      yang
dibayarkanolehBPJSKetenagakerjaansesuai dengan         ketentuan      peraturan      perundang- undangan.
(6) Dalam                  hal      dugaan             Kecelakaan      Kerja sebagaimana   dimaksud   pada   ayat(1)telah disimpulkanatauditetapkan bukanmerupakan KecelakaanKerja,    semua    biaya    pelayanan kesehatan   ditanggung   oleh   Peserta,Badan PenyelenggaraJaminanSosialKesehatan,ataupenyelenggara jaminanlainnyasesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(7)   Pemberian   pelayanan   kesehatan   sebagaimana dimaksud pada ayat (1)sampai dengan ayat (6) dikoordinasikanantaraBPJSKetenagakerjaan dan    Peserta,Badan    Penyelenggara    Jaminan SosialKesehatan,ataupenyelenggarajaminan lainnya   sesuai   dengan   ketentuan   peraturan perundang-undangan.
(8)   Ketentuan mengenai tata cara penyimpulan atau penetapan status Kecelakaan Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (3)diatur dengan Peraturan Menteri.


Pasal 25B
(1)   Pelayanan   kesehatan   untuk   dugaan   penyakit akibat kerjasebelum mendapatkan kesimpulan ataupenetapanstatussebagaipenyakitakibat kerja atau bukan penyakit akibat kerja dijamin terlebih dahulu oleh BPJS Ketenagakerjaan.
(2)   Penjaminanpelayanankesehatan   atasdugaan penyakitakibatkerjasebagaimanadimaksud padaayat   (1)dilakukansampaidengan   status dugaan penyakit akibat kerja disimpulkan atau ditetapkan sebagai penyakit akibat kerja.
(3) Penyimpulan   ataupenetapan   status   penyakit akibatkerjaataubukanpenyakitakibatkerja dilakukan paling lama 30 (tiga puluh)hari sejak laporan   tahap      I         diterima                  oleh            BPJS Ketenagakerjaan.
(4)   Pelayanan kesehatan untuk Pesertaatasdugaan penyakitakibatkerjasebagaimanadimaksudpada   ayat(1)dapat   dilakukan   pada   fasilitas pelayanankesehatanyangbekerjasamaatau yang    tidak    bekerja   sama    dengan    BPJS Ketenagakerjaan dan/atau Badan Penyelenggara Jaminan    Sosial    Kesehatan    sesuai    dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(5)   Dalam    hal    dugaan    penyakit    akibat    kerja sebagaimana   dimaksud   pada   ayat(1)telah disimpulkan    atau      ditetapkan   merupakanpenyakitakibatkerja,semuabiayapelayanan kesehatan   menjadi   manfaat   JKK    yang dibayarkanolehBPJSKetenagakerjaansesuai dengan   ketentuan   peraturan   perundang-undangan.
(6)   Dalam    hal    dugaan    penyakit    akibat    kerja sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (1)telahdisimpulkanatauditetapkanbukanmerupakan penyakitakibatkerja,semuabiayapelayanan kesehatan ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan    Sosial    Kesehatan    sesuai    dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(7)   Pemberian   pelayanan   kesehatan   sebagaimana dimaksud padaayat(1)sampaidenganayat(6) dikoordinasikanantaraBPJSKetenagakerjaandan    Badan    Penyelenggara    Jaminan    Sosial Kesehatan.
(8)Ketentuanmengenai   tatacarapenyimpulan   atau penetapan       status    penyakit   akibat   kerjasebagaimana    dimaksud    pada    ayat    (3)diatur dengan Peraturan Menteri.


6.Di antara Pasal 43 dan Pasal 44 disisipkan1(satu) pasal,yakni Pasal 43Asehingga berbunyisebagai berikut:


Pasal 43A
(1)   Peserta,keluarga    Peserta,serikat    Pekerja/serikat buruh   di   tempat   Pemberi   Kerja,dan/atau fasilitaskesehatanyangmemberikanpelayanan kesehatan   berhak   memberitahukan      dugaan KecelakaanKerjaataudugaanpenyakitakibat kerja yang dialami oleh Peserta penerima Upahkepada   Pemberi   Kerja,BPJS    Ketenagakerjaan, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan, dinas         provinsi         yang          membidangi ketenagakerjaan,unitPengawas   Ketenagakerjaan setempat, ,   atau      satuan      kerja   pemerintahpusat/daerah yang membidangi kepegawaian.
(2)Pemberi       Kerja,BPJS       Ketenagakerjaan,Badan PenyelenggaraJaminan   SosialKesehatan,dinas provinsiyangmembidangiketenagakerjaan,unit Pengawas    Ketenagakerjaan   setempat,      atausatuan    kerja    pemerintah    pusat/daerah    yang membidangi    kepegawaian   yang      menerimapemberitahuan    sebagaimana   dimaksud    pada ayat (1)wajib memastikan penjaminan pelayanan kesehatan   terlayani   pada    saat      menerima pemberitahuan.
(3)Pemberitahuan   sebagaimana   dimaksud   pada ayat(1)tidak   membebaskan   kewajiban   Pemberi Kerja untukmelaporkanKecelakaanKerjaatau penyakit akibat kerja.
(4)   Dalam          hal         pemberitahuan            sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)dan ayat (2)disampaikan kepadaBadanPenyelenggaraJaminanSosial Kesehatan,Badan Penyelenggara Jaminan Sosial KesehatanwajibberkoordinasidenganBPJS Ketenagakerjaan    sebagai   penjamin   pertama dengan tetap memastikan pelayanan kesehatan diberikan    oleh    fasilitas    kesehatan    kepada Peserta.


7.DiantaraPasal44danPasal45disisipkan   1(satu) pasal,yakniPasal44A   sehinggaberbunyi   sebagai berikut:


Pasal 44A
(1)   Serikat   Pekerja/serikat   buruh   yang   Peserta bukan   penerima   Upah   menjadi   anggotanya, wadah    atau    kelompok   tertentu,   dan/atau   fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan    berhak    memberitahukan   dugaan Kecelakaan Kerja atau dugaan penyakit akibat kerja yang dialami oleh Peserta bukan penerima Upah   kepada   BPJS   Ketenagakerjaan,Badan Penyelenggara JaminanSosialKesehatan,dinas provinsi yang membidangi ketenagakerjaan,atau unit Pengawas Ketenagakerjaan setempat.
(2)   BPJS    Ketenagakerjaan,Badan    Penyelenggara JaminanSosialKesehatan,dinasprovinsiyang membidangi   ketenagakerjaan,      atau       unit      Pengawas   Ketenagakerjaan    setempat   yang menerima         pemberitahuan         sebagaimana dimaksud   pada    ayat    (1)wajib    memastikan penjaminan pelayanan kesehatan terlayani pada saat menerima pemberitahuan.
(3)Pemberitahuan    sebagaimana    dimaksud   pada ayat(1)tidakmembebaskankewajibanPeserta bukanpenerimaUpah   dan/atau   keluarganya untuk    melaporkan    Kecelakaan    Kerja    atau penyakit akibat kerja.
(4)   Dalam      hal      pemberitahuan       sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan ayat (2)disampaikan kepadaBadanPenyelenggaraJaminanSosial Kesehatan,Badan Penyelenggara Jaminan Sosial KesehatanwajibberkoordinasidenganBPJS Ketenagakerjaan    sebagai   penjamin   pertama dengan tetap memastikan pelayanan kesehatan diberikan    oleh    fasilitas    kesehatan    kepada Peserta.

8.Ketentuan ayat (2)Pasal 50 diubah dan di antara ayat (1)dan   ayat    (2)disisipkan    1(satu)ayat,yakni   ayat (1a)sehingga Pasal 50 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 50
(1)   Pemberi Kerja selain penyelenggara negara wajib melakukan upaya pencegahan melalui kegiatanpromotifdanpreventifbekerjasamadengan BPJS Ketenagakerjaan.
(1a)BPJS    Ketenagakerjaan    dapat    melaksanakan kegiatanpromotifdanpreventifbagiPeserta bukan   penerima   Upah   dan   Pekerja   migran Indonesia.
(2)   Ketentuan   mengenai   kegiatan   promotif   dan preventif sebagaimanadimaksudpadaayat(1) dan ayat(1a)diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal II
PeraturanPemerintahinimulaiberlaku   padatanggal diundangkan.

Agar   setiap    orang    mengetahuinya,    memerintahkan pengundangan    Peraturan   Pemerintah   ini    dengan penempatannya   dalam   Lembaran   Negara   Republik Indonesia.

Ditetapkan   di   Jakarta
pada tanggal 6 Oktober 2023
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.

JOKOWIDODO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 6 Oktober 2023
MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA,
ttd.

PRATIKNO

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2023 NOMOR 128

Salinan sesuai dengan aslinya
KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
Deu取Rigang   Perundang-undangan   dan
unistrasiHukum

SK No 177020 A

PRESIDEN
REPUBLK INDONESIA

PENJELASAN ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR49TAHUN2023
TENTANG

PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 44
TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN
KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN

I.UMUM
Sistemjaminansosialnasionalmerupakanprogramnegarayang bertujuan memberi kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Melalui program ini,setiap penduduk diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak apabila terjadi hal-hal yang dapat mengakibatkan hilang atau berkurangnya pendapatan,karena menderita    sakit,mengalami   Kecelakaan   Kerja,kehilangan   pekerjaan, memasuki usia lanjut,atau pensiun.
Untuk mewujudkan komitmen sistem jaminan sosial dimaksud,telah disahkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan SosialNasional sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang CiptaKerja Menjadi Undang-Undang dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang CiptaKerja Menjadi Undang-Undang. DenganberlakunyakeduaUndang-Undangtersebut,pelaksanaansistem jaminansosialnasionalharusterlaksana   dalambingkaiperlindungan sosial yang utuh untuk melindungi Peserta dari risiko sosial baik pada saat bekerja maupun tidak bekerja.

Peraturan    Pemerintah   ini    dimaksudkan      untuk   memberikan perlindungan   jaminan   sosial    bagi   Peserta   yang    mengalami   risiko KecelakaanKerja.DampakdariKecelakaanKerjatersebuttentuakan mengakibatkan Peserta kehilangan mata pencaharian sehingga berdampak terhadap   biaya   hidup   Peserta   dan   keluarganya.Namun   demikian, memperhatikan   dinamika   perlindunganjaminan   sosial   yang   terjadi, kehilangan mata pencaharian serta merta tidak hanya dimaknai sebagai akibat   Kecelakaan   Kerja,akan   tetapi   terdapat    situasi   lainnya   yang mengakibatkanPesertakehilanganmatapencaharianyaitusaatterjadi pemutusanhubungankerjaataupengakhiranhubungankerjasebelum berakhirnyajangka   waktuyangdiperjanjikan.Olehkarenaituuntuk memberikankepastianjaminan   sosial   bagiPesertayangkehilangan pekerjaan dapat berjalan optimal,telah disahkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang CiptaKerja Menjadi Undang-Undang yang salah satunya mengatur jaminan sosial bagi Peserta yang mengalami pemutusan hubungan kerja.

Bentukjaminan   sosialbagiPesertayangmengalamipemutusan hubungankerja   sebagaimanadiaturdalamUndang-UndangNomor   6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang CiptaKerja Menjadi Undang-Undang yaitu   berupa   program   jaminan    kehilangan    pekerjaan.Program    ini dilaksanakan dengan tidak menambah beban Iuran bagi Pekerja maupun Pemberi Kerjayaitu dilakukan melalui rekomposisi Iuran program JKK danprogram JKM.Rekomposisi Iuran program dilakukan dengan mengalihkan sebagian Iuran program JKK dan program JKM untuk pembayaran Iuranprogram jaminan kehilangan pekerjaan,dengan tidak mengurangi manfaat yang diterima oleh Peserta.
Selain halsebagaimanadimaksuddiatas,beberapapengaturanlain seperti cakupan kepesertaan,pemberian manfaat pada dugaan Kecelakaan Kerja dan dugaan penyakit akibat kerja,pelaporan,serta kegiatan promotif dan preventif dalam penyelenggaraan program JKK dan JKM juga perlu dilakukan penyesuaian untuk meningkatkan perlindungan bagi Peserta.
Berkaitandenganhal-haltersebutdiatasmakaperludilakukan penyesuaianterhadapPeraturanPemerintahNomor44Tahun2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun   2015   tentang   Penyelenggaraan   Program   Jaminan   Kecelakaan   Kerja dan Jaminan Kematian.


Ⅱ.PASALDEMIPASAL

Pasal I
Angka 1

Pasal 2
Ayat(1)
Cukup jelas. Ayat (2)
Cukup jelas. Ayat (3)
Yangdimaksuddengan“Pekerjayangbekerja pada    penyelenggara    negara    selain    Pekerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2)”antara lain pimpinan dan anggota lembaga nonstruktural.

Angka2

Pasal 5
Ayat (1)
Cukup jelas. Ayat (2)
Cukup jelas. Ayat (3)
Huruf a
Cukup jelas. Hurufb
Cukupjelas Huruf c
Yang dimaksud dengan“Pekerja yang tidak termasukhurufbyangbukanpenerimaUpah”antaralainpesertapelatihankerja, instrukturlembagapelatihan kerja,peserta magang,siswa    kerja    praktik,mahasiswa kerja   praktik   atau   peserta   pendidikan pengembangan   bakat    dan   minat,tenaga honorer,       atau         narapidana            yang dipekerjakandalam prosesasimilasi pada Pemberi Kerja selain penyelenggara negara.

Angka 3

Pasal 16A
Ayat (1)
Yang      dimaksud      dengan“direkomposisi”adalah pengurangan   besaran   Iuran   JKK   dalam   jumlah tertentu      untuk         diperhitungkan         sebagai    pembayaranIuranjaminankehilanganpekerjaan.Yang    dimaksud   dengan    “jaminan    kehilangan pekerjaan”adalahjaminan   sosial   yang   diberikan kepada      Pekerja/buruh         yang         mengalamipemutusanhubungankerjaberupamanfaatuang tunai,akses   informasi   pasar   kerja,dan   pelatihan kerja.
Ayat (2)
Cukup jelas. Ayat (3)
Cukup jelas.

Angka 4

Pasal 18A
Ayat (1)
Yang      dimaksud      dengan“direkomposisi”adalah pengurangan   besaran   Iuran   JKM   dalam   jumlah
tertentu         untuk       diperhitungkan         sebagai
pembayaranIuranjaminankehilanganpekerjaan. Ayat (2)
Cukup jelas. Ayat (3)
Cukupjelas

Angka 5

Pasal 25A
Cukup jelas. Pasal 25B
Cukup jelas.

Angka 6

Pasal 43A
Cukupjelas.

Angka 7

Pasal 44A
Cukupjelas

Angka 8

Pasal 50
Cukupjelas
Pasal II
Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6893

SK No 177022 A

页: [1]
查看完整版本: 印度尼西亚《2023年第49号政府条例:关于2015年第44号政府条例第二次修正案,关于实施工伤保险和死亡保险计划》